Surabaya – Maritim
SEBAGAIMANA halnya dengan provinsi-provinsi lain yang mengalami peningkatan pperekonomiannya, maka Provinsi Jawa Timur (Prov Jatim) juga merasa perlu membangun bandar udara (bandara) untukmeninkatkan mobilitas masyarakatnya. Setelah sukses dengan pembangunn bandara Blimbingsari Banyuwangi, berkembangnya bandara Malang, Jember dan Sumenep, muncul pula wacana membangun bandara baru untuk penerbangan umum di Kabupaten Kediri. Lahan dan anggarannya disiapkan perusahaan rokok PT Gudang Garam yang berkedudukan di daerah berjuluk Kota Tahu tersebut.
Soekarwo, Gubernur Jawa Timur, mengungkapkan bahasan tentang pembangunan bandara di Kediri itu dilakukan dalam rapat terbatas yang diikutinya bersama Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri di Istana Merdeka Jakarta baru-baru ini. Ada sejumlah opsi lokasi, namun pembangunan bandara di Kabupaten Kediri jadi prioritas. Ungkapnya Rabu 15/03 lalu: “Pada rapat kabinet baru-baru ini, didahulukan rencana pembangunan bandara di Kediri, karena tanah dan anggarannya sudah siap. Anggaran dan lahan akan disiapkan oleh Gudang Garam, yang nantinya akan mengelola bandara itu sebagai private airport, tetapi juga dipakai untuk penerbangan umum komersial”.
Sejauh ini, Gubenur belum bersedi mengungkap secara rinci lokasi bandara yang akan dibangun itu. Namun survei lokasi sudah dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, termasuk dari sisi lalu lintas udara kemiliteran. Menurut Gubernur Jatim, rencana landasan pacu bandara baru tersebut sepanjang 2.300 meter, yang cukup untuk landing/takeoff pesawat udara kecil/menengah, berkapasitas angkut 128-130 orang penumpang.
Sejak beberapa tahun terakhir, rencana pembangunan bandara di kawasan selatan Jatim sebagai pngganti bandara Malan yag merupakan miik TNI AU, sudah ramai dibicarakan orang. Selain Kediri, opsi lain yang banyaK disebut ialah di Kabupaten Tulungagung. Namun menurut Soekarwo, kalau membangun bandara di Tulungagung harus menggunaan APBN. Selain itu, terdapat kendala tataguna lahan yang saat ini dikelola oleh PT Perhutani, hingga pembahasannya terkesan lamban.***(ERICK A.M.).