KSOP BENOA “KEJAR” WALIKOTA DENPASAR

Benoa, Bali – Maritim

JAUH hari sebelum terjadinya booming kunjugan kapal-kapal cruise pengangkut wisatawan mancanegara (wisman), PT Pelabuhan Indoesia III (Perero)/Pelindo III, sejak tahun 2005 sudah menyiapkan rencana pengembangan Pelabuhan Benoa Bali. Kemudian pada 2013 diajukan untuk mendapat rekomendasi dari instansi terkait di provinsi Seribu Pura tersebut. Menyadari pentingnya pelabuhan sebagai gerbang wisata, dan keseriusan Pelindo III untuk melaksanakan proyek besar tersebut, Pemprov dan DPRD Bali yang pernah kurang minat, ternyata segera merespon dengan memberi rekomendasi terhadap Rencana Induk Pelabuhan (RIP) Benoa. Namun ketika muncul rencana membangun marina, sikap Pemkot Denpasar tiba-tiba menjadi alot. Hingga berita ini diturunkan masih belum keluar persetujuan Walikota Ida Bagus Rai Mantra.

Berbagai pertemuan membahas RIP Benoa, telah dilakukan. Paing mutakhir adalah turunnya Tim KSOP Benoa bersama Pemkot Denpasar membahas mengenai RIP Benoa. Supriyono, Kepala KSOP Benoa mengatakan pertemuan pekan ini diharap dapat disusun rumusan sebelum diajukan ke walikota untuk memberi rekomendasi.

“Pertemuan itu menjadi sangat perlu dilakukan, karena ada kebutuhan sebelum tanggal 28 April harus sudah ada dratf format yang disodorkan kepada Walikota Denpasar‎. Karenanya, tidak masalah kalau ada yang menyebut kami terus “mengejar” Walikota Denpasar” jelas Supriyono kepada maritim.com.

Menurutnya, pertemuan minggu ini merupakan tindak lanjut sebelumnya antara KSOP Benoa dengan tim Pemkot Denpasar. Dia mengharapkan segera mendapatkan titik temu agar walikota Denpasar bisa memberikan rekomendasi terhadap RIP yang sudah diajukan sejak empat tahun lalu. RIP Benoa hingga kini belum mendapatkan rekomendasi dari Denpasar, sedangkan gubernur Bali sudah menandatangani rekomendasi. Akibat belum lengkapnya rekomendasi dari pemilik wilayah, hingga kini Kemhub belum dapat memberi izin pelaksanaan pengembangan sesuai dengan RIP .

RIP Benoa merupakan masterplan pengembangan pelabuhan terbesar di Bali itu. Di dalam RIP, direncanakan zona-zona pengembangan pelabuhan, salah satunya ialah dermaga untuk kapal pesiar dan marina. Selain itu juga terdapat zonasi dermaga kapal penumpang domestik dan internasional, lokasi layanan petikemas, distribusi BBM, dan zona perikanan, berupa dermaga kapal dan pengolahan laut. ***ERICK A.M

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *