Tanjung Perak, Surabaya – Maritim
DENGAN ditetapkannya Alur Pelayaran Timur Surabaya (APTS) dinilai sangat penting, utamanya dalam rangka menghubungkan Pelabuhan Tanjung Perak dengan pelabuhan-pelabuhan yang berada di bagian timur Provinsi Jawa Timur termasuk pelabuhan-pelabuhan yang berlokasi di Kawasan Timur/Tengah Indonesia. Terkait hal itu Capt. Hari Setyobudi Syahbandar Utama Pelabuhan Tanjung Perak usai membuka Focus Group Discussion (FGD) Rencana Penetapan Alur Pelayaran Timur Surabaya di Surabaya, Rabu (26/4) berucap: “Alur Pelayaran Barat Surabaya (APBS) merupakan alur pelayaran yang menghubungkan kapal-kapal yang akan berlabuh di Pelabuhan Tanjung Perak dari Laut Utara Jawa, sedangkan APTS merupakan penghubung pelabuhan-pelabuhan di APBS dengan pelabuhan di Jawa Timur antara lain Pasuruan, Probolinggo, Panarukan, Kalbut, Branta, Kalianget, dan Banyuwangi serta Pelabuhan di Kawasan Tengah dan Timur Indonesia”.
Menurut Hari, latar belakang pentingnya penetapan APTS karena lalu lintas kapal yang keluar/masuk Tanjung Perak sudah sangat padat dan berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran. Reratasetiaphari, tercatat sedikitnya 50 unit kapal yang keluar/ masuk di kolam Pelabuhan Tanjung Perak melalui APBS, dengan rerata setiap bulan terdapat
sedikitnya 1.500 unit kapal yang melintas di APBS. Kondisi ini dinilai sangat berisiko jika terjadi sesuatu yang membahayakan di alur pelayaran tersebut.
Kemenhub melalui Ditjen Hubla sangat mendukung upaya penetapan APTS. Bahkan saat ini Kemenhub sedang menyusun rancangan Keputusan Menteri Perhubungan tentang Penetapan Alur Pelayaran Timur Surabaya. Pungkas Syahbandar Tanjung Perak: “FGD juga merupakan bagian dari penyusunan rancangan Kepmenhub tersebut. Karena itu,kami ingin mendapat masukan dari berbagai stakeholder”.***ERICK A.M.