LEO Handaka Kabid Perikanan dan Budidaya, Dinas Kelautan & Perikanan Kulonprogo Daera Istimewa Yogyakarta (DIY) nyatakan pasar ikan di wiayah Kulonprogo masih terbuka. Lebih dari itu, Kulonprogo juga sudah mampu mewujudkan swasembada ikan dari produksi sekitar 13.000 ton pada 2016 telah cukup penuhi kebutuhan masyarakat yang hanya 6.000 ton. Surplus ikan yang ada, dijual ke Jogja, Kebumen dan Jawa Timur. Pihaknya menargetkan pada 2017 dapat mencapai 14.000 ton.
Kata Leo, program Bela Beli Kulonprogo, juga diarahkan ke program dan pemasaran perikanan. Banyak produksi ikan , utamanya lele dari Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) dijual di internal masyarakat Kulonprogo. Agus Supriyono Pembina Pokadakan Tirtonadi, mengatakan kelompokya memiliki 12 anggota. Mereka mampu mengembangkan kolam ikan sejak satu tahun belakangan memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong.
Dana berasal dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp55 juta pada Desember 2016. Sebelum beralih ke budidaya nila terpal, pihaknya pernah coba membudidaya nila, namun kesulitan karena permintaan pasar yang begitu spesifik. Selain itu, harga jual ikan nila juga lebih tinggi dibanding dengan lele. Satu kilogramnya di kisaran Rp20.000-Rp25.000.
“Kendala kami, alat yang masih sederhana” kata dia.***ERICK A.M.