ANGKATAN kerja di seantero Bali, termasuk sangat menginginkan dapat kesempatan meniti karier di kapal-kapal cruise yang sering berkunjung ke Pulau Dewata. Namun peluang kerja kapal pesiar yang sedemkian tinggi, tidak dibarengi dengan mudahnya masyarakat Bali masuk dalam bursa tenaga kerja, lantaran daya saing rendah dibanding tenaga asing. Terkait hal itu, PT Cipta Wira Tirta (CWT) selaku perekrut pekerja kapal pesiar sangat menyayangkan kondisi ini. Kurangnya pengetahuan calon pekerja terutama tentang bahasa inggris disebut-sebut masih jadi momok masalah. Dewa Nyoman Budiasa, Direktur PT CWT nyatakan hingga kini faktor bahasa dan pengalaman menjadi hal yang paling dibutuhkan. Menurutnya, akibat sifat tamatan sekolah yang lebih pasif dan cenderung menunggu kesempatan menjadikan minimnya pengalamandan banyak lupa dengan ilmu yang telah dipelajari.
“Klau diambilperbandingan dengan tamatan pendidikan klautan dri negara tetangga, harus diakui bahwa Kita masih trtinggal di bawah Philipina dan rata-rata baru sekitar 5-19% tamatan sekolah perhotelan di Bali yang terserap di kapal pesiar berbendera mancanegara” ujarnya Jumat (26/5/2017).
Budiasa mengatakan kondisi ini terbalik dengan minat masyarakat bekerja di kapal pesiar terbilang sangat tinggi. Namun, keterampilan pencari kerja dari Bali masih kurang dan di bawah Philipina. Manurut Dewa, utukmasuk epasar kerja, minat besar tak cukup dengan modal menunggu, tanpa didukung kualitas yang memadai. Celakanya belakangan ini kualitas jebolan sekolah-sekolah untuk itu terus merosot. Akibatnya banyak yang tak terserappasar kerja, dan banyak yang mengantri.
Dewa Budiasa mengharapkan perlu ada sinergi dari segala pihak untuk menjawab permasalahan ini. Ujarnya: “Ke depan hal itu harus jadi perhatian, jangan calon hanya dibekali teori, tetapi minim pengalaman dan hanya tunggu peluang datang”.***ERICK A.M.