RENCANA Kementerian Perhubungan alihkan angkutan barang menggunakan truk lewat jalur pantai utara (Pantura) Jawa ke moda angkutan laut menggunakan kapal ro-ro, patut diacungi jempol. Namun prakarsa itu masih hadapi beberapa masalah di lapangan. Mayoritas pengamat dan praktisi transportasi Surabaya yang diminta pendapat, menyebut ganjalan itu antara lain: 1. Kesiapan operator menyiapkan armada yang secara keekonomian cukup efektif dan efisien; 2. Apakah pengalihan ke kapal-kapal ro-ro hasil refurbish dengan usia pakai sudah lebih 15 tahun, dipastikan lebih aman dibanding dengan alat angkut darat, mengingat potensi bahaya dalam pelayaran sangat besar dan kompleks; 3. Terkait dengan potensi bahaya tersebut, apakah sudah disiapkan payung hukum termasuk jaminan asuransi; 4. Apakah selama ini sudah terdapat survei adanya jaminan muatan balik dari Tanjung Perak Surabaya ke Tanjung Priok Jakarta, dan 5. Tidak terjadi monopoli maupun oligarki akibat perijinan baru, yang berpotensi mematikan usaha ekspedisi/trucking di sisi darat, maupun perusahaan angkutan penyeberangan yang tak mendapat kesempatan “ikut bermain”.
Yang pertama keluarkan pendapat terkait masalah ini adalah para pengusaha truk angkutan barang, yang menilai tarif kapal ro-ro rute Jakarta-Surabaya masih terlalu mahal. Hal ini dikatakan oleh Kyatmaja Lookman, Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Bidang Distribusi dan Logistik yang menilai tarif ditawarkan operator sebesar Rp5, 7 juta cukup mahal. Sebab ongkos pengemudi truk saja sudah berkisar Rp.2, 5 juta, sedang harga charter dari konsumen hanya Rp.6 juta-Rp.7 juta. Ujar Kyatmaja: “Secara komersial, besaran tarif itu akan susah masuk, karena meskipun dibolak-balik bagaimanapun, tetap akan terasa berat. Kami harus mencari jalan keluar, karena dengan kalkulasi tersebut artinya pengusaha bakal terpaksa menutupi selisih harga, alias nombok”.
Pada kesempatan lain, Gemilang Tarigan, Ketua Umum DPP Aptrindo ungkapkan, harga yang ditawarkan PT ASDP Indonesia Ferry tak sesuai dengan yang diinginkan pelaku usaha angkutan truk. Menurutnya, pengusaha truk menginginkan tarif angkutan Ro-ro Jakarta – Surabaya berada pada kisaran antara Rp.2,5 juta – Rp.3 juta per 10 meter.
Masalah lain yang juga muncul adalah, hingga saat ini pengoperasian ro-ro tersebut tak kunjung terlaksana. Awalnya, pengoperasian direncanakan sebelum Lebaran. Lalu mundur menjadi setelah Lebaran. Namun hingga dua pekan pasca Lebaran pengoperasian tak juga terlaksana. Menurut Cucu Mulyana Direktur Angkutan dan Multimoda Kementerian Perhubungan, izin pengoperasian sudah siap dirilis. Hanya saja mengingat adanya aturan Kementerian Perhubungan perihal larangan beroperasi truk barang sebelum dan sesudah lebaran, maka peresmiannya ditunda. .***ERICK A.M.