Banyuwangi – Maritim
UNTUK mendukung pertumbuhan industri pariwisata sebagai salah satu andalan perekonoman kawasan ujung timur Pulau Jawa, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyuwangi memastikan akan kembangkan sistem bandara sustainable berbasis green port. Abdullah Azwar Anas, Bupati Banyuwangi mengatakan saat ini Banyuwangi sudah jadi kota berbasis digital society. Menurutnya pembangunan bukan hanya berupa infrastruktur jalan tetapi juga harus didukung teknologi informasi. Akibatnya, pariwisata Banyuwangi makin menjadi pilihan wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan mancangara (wisman), yang menjadi pendorong Pemda lakukan revitalisasi sektor transportasi udara.
“Ini merupakan first green airport di Indonesia. Dibangun menggunakan dana APBD dengan besaran Rp.75 miliar. Padahal kalau munggunakan APBN mungkin dapat mencapai Rp300 miliar” jelas Anas pada Kader Bangsa Fellowship Program, Kamis lalu.
Menurut Bupati, konsep green port adalah tidak menghabiskan lahan, karena lahan pertanian harus diutamakan kepemilikannya bagi masyarakat. Selain itu, green airport juga memakai desain interior dari produksi masyarakat setempat. Anas pastikan green airport tak boleh ada tanah yang dihabiskan untuk airport, tetapi lebih untuk landscape pertanian.
Saat ini ke dan dari Bandara Blimbingsari sudah ada penerbangan langsung dari Jakarta ke Banyuwangi oleh maskapai penerbangan Lion Air Group dan Garuda Indonesia. Bupati Banyuwangi katakan mulai Austus ini ada tambahan flight lagi dari Garuda, hingga akan ada tiga flight menuju Banyuwangi. Awalnya Bandara Blimbisari hanya dilayani satu penerbangan, tetapi kini kian berkembang. Karenanya Banyuwangi menjadi satu-satunya Kabupaten yang mendapat nilai A dari KemenPAN RB. Selain itu, untuk tingkatkan sumber daya manusia di sektor transportasi, Pemkab Banyuwangi konsisten memberi beasiswa ke siswa sekolah penerbangan. Dengan demikian, Indonesia tak hanya memiliki sekolah pilot di Curug, tetapi juga di Bumi Blambangan di ujung timur Puau Jawa. ***ERICK A.M.
