DILENGKAPI FASILITAS BALLAST WATER TREATMENT DRU SERAHKAN TANKER CRUDE OIL 17.500 LTDW MT PANDERMAN KE PERTAMINA

Irjen Kemenperin Soerjono, Dirut PT DRU Amir Gunawan dan Senior Vice President Shipping PT Pertamina Alfian Nasution dan para undangan lainnya saat penekanan tombol sirene
Irjen Kemenperin Soerjono, Dirut PT DRU Amir Gunawan dan Senior Vice President Shipping PT Pertamina Alfian Nasution dan para undangan lainnya saat penekanan tombol sirene

Lampung, Maritim

Galangan kapal swasta nasional PT Daya Radar Utama (DRU) menyerahkan satu unit kapal tanker crude oil 17.500 LTDW MT Panderman kepada PT Pertamina (Persero) di Unit Lampung, kawasan Panjang, Bandarlampung, belum lama ini.

Kapal ini untuk menopang dan memperkuat armada kapal milik sendiri dalam mendistribusikan dan mengangkut minyak mentah.

Tanker ini adalah yang tercanggih di kelasnya, karena sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas dan peralataran yang berdampak posistif terhadapa lingkungan, seperti ballast water treatment, green ship dan green passport serta lainnya. Sehingga kapal ini dapat sandar di berbagai pelabuhan internasional serta memiliki daya saing tinggi di pasar internasional.

Bukan hanya itu, adalah PT DRU yang menjadi galangan kapal swasta nasional pertama yang sukses membangun kapal tanker minyak mentah 17.500 LTDW. Atau dengan kata lain, Panderman adalah satu-satunya kapal pertama dari delapan unit tanker yang dipesan Pertamina, yang diserahkan oleh galangan dalam negeri.

Managing Director PT DRU, Agus Gunawan, mengatakan terima kami kepada Pertamina yang telah memberikan kepercayaan kepada kami sebagai anak bangsa, yang sanggup menunaikan amanah yang diberikan untuk membangun kapal tanker mulai tanker 3.500 LTDW hingga 17.500 LTDW.

“Ini adalah catatan sejarah bagi kami atas kepercayaan dari Pertamina untuk membangun kapal-kapal milik tanker. Sekaligus kami sebagai salah satu galangan kapal swasta nasional sanggup berkiprah dalam membangun kekuatan maritim bangsa dan negara Indonensia,” katanya saat memberikan sambutan pembukaan.

Di tempat sama, Direktur Steven AP, menambahkan Panderman menggunakan tekologi yang standar mutu internasional yang paling terbaru di kelasnya, di mana hal ini sesuai dengan prinsip perubahan yang terus menerus dilakukan oleh Pertamina yang sejalan dengan perkembangan zaman.

Sedangkan Irjen Kemenperin, Soerjono, menjelaskan selanjutnya untuk pembangunan kapal kedua dan seterusnya, PT DRU dapat menyelesaikan dengan mudah, karena kapal pertama sudah selesai dikerjakan dengan baik. Sehingga untuk berikutnya, Pertamina dapat memberikan oder lanjutan ke galangan PT DRU.

Di samping itu, dengan hadirnya kapal ini galangan dalam negeri bisa berkonstribusi terhadap tujuan Nawacita Presiden Jokowi, bahwa Indonesia sebagai poros maritim dunia. Sehingga paling tidak tol laut sudah terisi dengan adanya kapal ini. Yang dibangun di luar Batam, Bintan dan Karimun.

“Semua bisa membangun kapal, tapi kalau belum membangun kapal Pertamina, jangan menyebut diri bisa membangun kapal. Kenapa? Karena membangun kapal Pertamina itu susah sekali dan tidak gampang. Tahapan demi tahapan harus dilalui, pemeriksaannya sangat teliti, penggunaan bahan-bahan bakunya juga tidak sembarangan. Makanya saya menyebut Panderman ini adalah sejenis kapal yang tidak bisa dikerjakan oleh semua galangan kapal di Indonesia. Sehingga, PT DRU bisa dikatakan sudah setara dengan PT PAL Indonesia,” urai Soerjono.

Sementara Senior Vice President Shipping PT Pertamina, Alfian Nasution, mengatakan kapal ini akan masuk dan menambah armada pengangkut minyak mentah. Sekaligus akan membantu program pemerintah dengan poros maritimnya.

“Pertamina akan terus melakukan komitmen dalam memberdayakan industri perkapalan di dalam negeri, dengan mengucurkan investasi US$188 juta bagi pembangunan delapan kapal sejenis, di mana sebelumnya kami sudah memesan 15 kapal dari dalam negeri,” ungkap Alfian.

Ke depan, Pertamina sedang membangun sepuluh kapal kelas small ke bawah di dalam negeri, dengan investasi sebesar US$140 juta. Sehingga dapat membantu tumbuhnya industri galangan kapal di dalam negeri.

Saat ini, Pertamina mengoperasikan 259 kapal, belum termasuk 160 kapal pada sarana pelabuhan. Dari jumlah 259 kapal itu, hanya 30% milik Pertamina, sisanya masih sewa.

“Ke depan, kami tidak akan hanya menguasai 30% kapal yang dioperasikan, karena idealnya Pertamina itu menguasai kapal milik sendiri 60%,” ujar Aflian.

Panderman memiliki bobot 17.500 LTDW, dengan panjang sekitar 157 meter, kecepatan ABT 13 knots dan sudah dilengkapi peralatan ramah lingkungan.

Seperti diketahui, kedelapan tanker bobot 17.500 LTDW yang dipesan oleh Pertamina itu, adalah tiga dibangun galangan PT DRU. Yakni bernama MT Panderman, MT Papandayan dan MT Putri. PT Anggrek Hitam Shipyard dapat dua unit yakni MT Parigi dan MT Pattimura sementara galangan PT Multi Ocean Shipyard memperoleh tiga unit yang bernama MT Pasaman, MT Panjang dan MT Pangrango.** (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *