SEJALAN dengan kebijakan pemerintah mengenai impor kapal laut, para pengusaha pelayaran menilai pembebasan pajak pertambahan nilai (PPN) untuk impor kapal laut akan meringankan biaya investasi, sehingga meningkatkan daya saing industri pelayaran nasional. Pengusaha menilai, struktur biaya bisa lebih efisien bila bunga pinjaman perbankan juga ikut turun. Carmeilita Hartoto, Ketua Umum Indonesia National Shipowners’ Association (INSA), mengatakan pembebasan PPN sangat membantu struktur biaya investasi lebih efisien.
“Fasilitas bebas PPN juga salah satu upaya menurunkan biaya logistik disektor jasa transportasi” ujar Ketua Umum INSA yang biasa dipanggil dengan sapaan Meme, Senin lalu.
Menurutnya, daya saing industri pelayaran nasional juga bisa terdongkrak bila bunga pinjaman bank melandai. INSA usulkan adanya lembaga pendanaan yang bisa menyediakan pendanaan berbunga terjangkau untuk investasi kapal. Menurut Meme, bisnis pelayaran tergolong padat modal tetapi berisiko tinggi, serta memiliki tingkat pengembalian lambat. Karenanya, pemilik atau investor di bisnis pelayaran sangat hati-hati dalam membeli kapal.
Sementara itu, Marthalia Vigita, Corporate Secretary PT Pelayaran Tempuran Emas Tbk. juga menilai pembebasan PPN untuk impor kapal laut sangat membantu arus kas perseroan. Ujarya kepada awak media: “PPN untuk impor kapal sudah dibebaskan, jelas ini meringankan cashflow, Pada kuartal I/2017, Temas line telah mendatangkan tiga unit kapal. Satu kapal berkapasitas 2.700 TEUS dan dua unit kapal lainnya dengan kapasitas 360 TEUS. Investasi tiga kapal tersebut berasal dari belanja modal yang disiapkan pada 2016”.
Seperti diketahui, pemerintah membebaskan PPN untuk alat angkut tertentu lewat kebijakan Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2015. Berdasarkan data BPS, pembebasan PPN berbanding lurus dengan nilai impor kapal laut dan galangan kapal yang pada semester pertama tahun 2017 tumbuh 126,26%.
Kendati terjadi kondisi membaik dalam impor kapal laut, namun PT Djakarta Lloyd (Persero) pastikan tetap memakai galangan kapal nasional dalam hal menambah armadanya. Suyoto, Direktur Utama Djakarta Llyod mengatakan 10 unit kapal tunda yang mereka pesan, akan dibuat di galangan nasional Indonesia. Jelasnya:”Memang ada dua unit yang kami beli dalam keadaan jadi dari Korea Selatan, tetapi itu merupakan crash program karena kami dalam kondisi sangat memerlukan mendadak”. ***ERICK A.M.