SELAMA ini ruang udara sisi selatan Pulau Jawa lebih dikenal sebagai lintasan latih pesawat-pesawat udara militer. Namun, ke depan kawasan ini juga akan digunakan menjadi jalur penerbangan pesawat-pesawat udara komersial. Perusahaan Umum (Perum) Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (Indonesian Air Navigation/Air Nav) akan segera layani penerbangan komersial di jalur udara Jawa selatan, dengan target beroperasi mulai 12 Oktober 2017, jam 14.00 waktu setempat sampai dengan 06.00 WIB. Novie Riyanto, Direktur Utama AirNav jelaskan: “Penerbangan sipil diperbolehkan terbang dari pukul 14.00 hingga 06.00 waktu setempat. Namun bila ada kepentingan militer, untuk sementara waktu penerbangan komersial akan ditutup”.
Dijelaskan, jasa navigasi ersebut bakal dilayani melalui satelit berbasis performance based navigation (PBN) yang lebih akurat. Untuk memuluskan pengoperasian, AirNav terus berbenah. Selain kesiapan fasilitas dan SDM, juga akan siapkan prosedur dan koordinasi antara unit layanan navigasi penerbangan agar lebih baik. Di antaranya, membuat Air Traffic Services Letter of Coordination Agreement (ATS LOCA) antara Jakarta Air Traffic Service Center (JATSC) dengan Makassar Air Traffic Service Center (MATSC). Fihak AirNav sedang update SOP (standard operation procedure/prosedur standar operasi) untuk layani jalur ini. Setelah ATS LOCA dan update SOP selesai, sosialisasi akan dilakukan kepada seluruh personil navigasi penerbangan.
Dibukanya jalur udara baru bertujuan mendukung rencana pemerintah yang ingin mengaktifkan sejumlah bandara di Jawa selatan, antara lain Bandara-bandara Purbalingga, Wiriadinata, Tunggul Wulung Cilacap dan Kulon Progo Yogyakara. Selain itu, jalur udara di Jawa selatan juga diklaim membuka peluang tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru, yang selama ini kurang tergarap karena minimnya aksesbilitas, khususnya transportasi udara.
“Selain menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi di daerah sekitar bandara yang frekuensi penerbangannya meningkat, kami juga berharap keberadaan rute Jawa selatan dapat mengurai kepadatan lalu lintas penerbangan di jalur Jawa utara. Untuk itu, AirNav telah publikasikan jalur udara baru ke seluruh stakeholder penerbangan domestik maupun internasional pada 17 Agustus 2017. Nanti, jalur udara di Jawa selatan akan berjarak 75 mil dari Madiun” terang Dirut AirnNav.
Terkait hal itu, Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan mengapresiasi langkah AirNav membuka jalur penerbangan komersial di Jawa selatan. Menurutnya, hal itu sejalan upaya pemerintah mengurai kepadatan penerbangan di jalur Jawa utara. Jelas Menhub: “Selama ini jalur Jawa selatan hanya digunakan penerbangan militer. Melalui konsep FUA (flexible used of airspace), kami akan terus berkolaborasi antara sipil dengan militer. Trial sudah dilakukan beberapa kali dan berjalan baik.Kami juga mengapresiasi dukungan TNI AU dalam wujudkan konsep FUA . Diharap kerja sama AirNav dengan TNI AU dapat tingkatkan pertumbuhan penerbangan sipil, tanpa tinggalkan kepentingan militer”.
Dalam pada itu, Edward Sirait Presiden Direktur Lion Air Group menilai jalur udara baru itu berpotensi wujudkan efisiensi bagi operasional maskapai, karena ruang udara di Jawa selatan masih terbuka lebar. Ujar Sirait: “Saat ini Jalur penerbangan Jawa utara sampai empat lapis, sedang di Jawa selatan masih sepi. Mungkin dua lapis saja, hingga operasional maskapai bisa lebih efisien karena tak perlu terbang tinggi”.***AYUDHIA