MUNCULNYA aksi pembajakan di beberapa wilayah perairan, mendorong pengusaha pelayaran yang tergabung dalam Dewan Pimpinan Cabang Indonesia National Shipowners Association Jawa Timur (DPC INSA Jatim) mendesak aparat berwenang untuk mengamankan perairan Indonesia dari kejahatan bajak laut atau perompak. Stenvens Lesawengen Ketua DPC INSA Jatim kepada awak media di Surabaya, Rabu lalu, menyebut di beberapa wilayah perairan Indonesia masih marak kejahatan bajak laut yang selama ini tidak pernah terekspos di media. Dia mencontohkan KM “Tanto Sakti II” akhir Agustus 2017 lalu, jam 21.30 waktu setempat, dirampok komplotan bajak laut di perairan Wangi-wangi, Sulawesi Tenggara.
“Peristiwa perompakan kapal di perairan Indonesia bukan hanya baru kali ini, dan yang menimpa KM “Tanto Sakti II” di perairan Wangi-wangi adalah kejadian yang kesekian kali. Untuk itu kami mendesak perhatian pemerintah yang saat ini sedang menggelorakan semangat Indonesia sebagai poros maritim dunia. Bagaimana kita bicara Indonesia sebagai poros maritim dunia kalau kejahatan bajak laut saat ini sedang meresahkan perusahaan pelayaran tanah air” ujar Stenvens.
Dia menambahkan, kalau perompokan ini dibiarkan, perairan Indonesia justru menjadi perairan Somalia kedua yang marak perompakan dan ditakuti oleh para pelaku pelayaran. Menurut Stenvens lebih jauh, saat ini INSA belum menghitung kerugian materi atas kejadian berbagai perompakan yang teradi di perairan Indonesia. Menurutnya kerugian terbesar justru terletak pada psikologis awak kapal serta pihak perusahaan pelayaran karena kekhawatiran terhadap kejahatan perompak akan selalu membekas pada diri para korban dan akan berpengaruh secara psikis, yang akan berdampak pada kinerja pelayaran.
Kabar soal perompakan terhadap kapal “Tanto Sakti II” juga muncul di grup facebook pelaut. Di posting media sosial disebutkan bahwa perompak memukuli kru termasuk ABK. Bajak laut juga ambil harta kru, termasuk gaji, laptop, telepon genggam dll. Wawan, Kepala Pangkalan Penjagaan Laut & Pantai (PLP) Tanjung Perak Surabaya menyatakan sama sekali tak mendengar adanya kejahatan perompakan kapal di wilayah kerjanya. Termasuk kejadian yang menimpa KM “Tanto SaktiII II”. Ujarnya: “Perairan Wangi-wangi di Sulawesi Tenggara memang merupakan salah satu wilayah kerja kami. Tetapi kami tak dapat laporan terjadinya perompakan KM “Tanto Sakti II”. ***MRT/2701