SEPANJANG tahun 2017, diperkirakan Pulau Bali akan menerima kunjungan 70 kapal pesiar yang rata-rata tiap kapal mengangkut 2.000 wisatawan. Anak Agung Gde Yuniartha Putra, Kepala Dinas Pariwisata Bali mengatakan upaya mendatangkan wisatawan ke Bali tak mungkin hanya mengandalkan Bandara Ngurah Rai, karena keterbatasan daya tampungnya. Katanya kepada peserta Konferensi dan Pameran Manajemen Perhotelan, Pariwisata, dan Industri Makanan, Rabu lalu: “Kami juga terus lakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pelabuhan yang ada, agar bisa menerima kehadiran kapal pesiar”.
Pelabuhan yang dimaksud oleh Kadispar Bali, adalah tiga gerbang laut dengan lokasi terpencar yaitu Pelabuhan Benoa di Denpasar, Bali selatan. Pelabuhan Celukanbawang di Kabupaten Buleleng, Bali utara, dan Pelabuhan Tanahampo di Bali timur. Selain Pelabuhan Benoa yang akan segera dikembangkan, dalam waktu dekat Pelabuhan Celukanbawang juga akan segera dibangun untuk menerima kunjungan kapal-kapal cruise kelas jumbo berukuran panjang sampai 330 meter dengan sarat air -11 meter LWS, yang sulit berolahgerak di Benoa maupun Tanahampo. Peningkatan kapasitas pelabuhan, dinilai memiliki potensi terjadinya pemerataan distribusi wisatawan ke berbagai daerah di Bali.
Kata AAG Yuniartha Putra: ”Pelabuhan Celukanbawang memiliki kedalaman yang sudah bagus, sementara Benoa yang mengalamai sedimentasi tinggi perlu dikeruk setiap tahun. Sedang untuk Tanahampo masih harus dilakukan perpanjangan dermaga. Pemprov Bali juga sedang memikirkan agar akses jalan ke pelabuhan dengan destinasi sekitarnya bisa lancar. Selain itu, untuk jangka panjang sedang dirancang pembangunan jalur rel kereta api lingkar Pulau Bali. Selain untuk mobilitas warga, tentunya juga memudahkan wisatawan mengakses objek wisata di sejumlah wilayah”. ***ADIT/Dps/Maritim