PENGEMBANGAN BENOA MULAI PERTENGAHAN SEPTEMBER

Benoa Bali  – Maritim

PT PELABUHAN Indonesia III (Persero)/Pelindo III berencana mulai pengembangan terminal kapal pesiar (cruise) di Pelabuhan Benoa pada 18 September 2017. Fasilitas itu dirancang menjadi terminal kapal pesiar pertama dan terbesar di Indonesia. I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra Direktur Utama Pelindo III katakan, bahwa pengembangan terminal penumpang untuk kapal itu akan memicu prtumbuhan industri pariwisata di Bali dan Nusa Tenggara. Ungkapnya: “Bila telah rampung, Pelabuhan Benoa bisa jadi tempat bersandar kapal pesiar besar berkapasitas angkut hingga 5.000 penumpang. Dari Benoa, kapal itu bisa ke Labuhan Bajo, ke Kupang, ke Bima dan destinasi wisata maritim lain di NTB dan NTT. Sasaran kami adalah mengembangkan konektivitas di industri turisme”.

Read More

Dijelaskan pula saat ini Pelindo III tengah menjajaki kerja sama pengelolaan dengan calon mitra lokal maupun asing. Salah satu calon yang dijajaki ialah Dubai Port World (DPW) yang hingga 2019 merupakan mitra Pelindo III mengelola Terminal Petikemas Surabaya (TPS). DPW mengakuisisi 49% saham TPS yang semula dikuasai P&O Port Australia.

Untuk membangun terminal kapal pesiar itu, Pelindo III akan gelontorkan investasi sebesar Rp.1,7 triliun, yang terdiri dari investasi infrastruktur terminal sebesar Rp.500 miliar dan Rp.1,2 triliun untuk pendalaman kolam dermaga dan alur pelayaran. Terkait itu, Ardhy Wahyu Basuki General Manager Pelindo III Benoa mengatakan, area terminal penumpang internasional di Pelabuhan Benoa bakal dikembangkan menjadi tiga kali lipat dari eksisting seluas 1.200 meter persegi. Sebelumnya, Pelindo III juga telah perpanjang dermaga menjadi 340 meter dari sebelumnya 290 meter.  Kini pelabuhan utama di Pulau Dewata itu dapat menjadi tempat sandar kapal pesiar sekelas MV “Norwegian Star” dengan ukuran panjang 295 meter, mampu mengangkut 2.348 penumpang yang tercatat sebagai kapal terpanjang yang pernah sandar di dermaga Pelabuhan Benoa.

Sepanjang enam bulan 2017, Pelabuhan Benoa mencatat jumlah kunjungan cruise sebanyak 38 unit. Hingga akhir tahun ditargetkan akan terjadi 70 unit cruise call. Menurut

Ardhy permintaan sandar kapal pesiar tahun ini lebih tinggi dibanding dengan tahun 2016. Bahkan, pemilik kapal MV “Star Clipper” berbendara Malta telah menjadikan Benoa sebagai pelabuhan basis selama berlayar di Indonesia.

Dalam pada itu, Supriyono Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Benoa Bali, mengaku belum dapat salinan resmi Rencana Induk Pembangunan Pelabuhan Benoa yang sudah disetujui Menteri Perhubungan. Meskipun demikian, ia meyakini begitu RIP Benoa turun, pengembangan Pelabuhan Benoa akan cepat dilakukan. Ketika Maritim meminta konfirmasi Senin lalu, Supriyono akui sudah mendengar bahwa RIP Benoa yang sempat bertahun-tahun terganjal rekomendasi dari Wali Kota Denpasar kini sudah beres. Dikatakan, setelah RIP disetujui, proses berikutnya adalah mengurus ijin Analisis Mengenai Dampak Atas Lingkungn (AMDAL). Namun, dia memastikan proses Amdal bisa dilakukan secara simultan, hingga ketika RIP turun prosesnya bisa lebih cepat. Menurutnya dengan keluarnya RIP Benoa, maka eksekusi kini berada di tangan Pelindo III. ***ERICK A.M.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *