LAMAN “Dream Cruises” memajang lokasi-lokasi obyek wisata di Bali yang memikat wisman. Di antaranya situs diving Pulau Menjangan, Ubud, serta city tour Singaraja. Dalam keterangan resminya kapal “bongsor” ini selama 2017-2018 akan berlabuh hingga tujuh kali di Pelabuhan Celukanbawang di wilayah kabupaten yang membentang sepanjang sisi utara Bali. Jadwal perdana Dream Cruise berlabuh di Buleleng pada pertengahan Desember 2017.
Ujar Sutrisna: “Kami sudah menerima pemberitahuan jadwal kedatangan kapal itu. Rencananya akan terdapat tujuh cruise call setahun, atau dua kali sebulan. Pada tiap voyage, kapal ini akan angkut sekitar 5.000 orang termasuk wisatawan dan awak kapal. Momen ini akan jadi yang pertama bagi Pelabuhan Celukanbawang dikunjungi kapal pesiar berukuran panjang 330 meter”.
Semula Dream Cruise hendak berlabuh di Pelabuhan Benoa. Namun, karena alasan teknis utamanya terkait kedalaman kolam pelabuhan, mereka alihkan ke Celukanbawang. Sutrisna mengatakan di Celukanbawang bukannya tidak ada kendala teknis, sebab ukuran dermaga yang lebih pendek dibanding dengan panjang kapal. Tetapi untuk itu akan diatasi dengan siapkan ponton yang didatangkan dari Surabaya agar cruise bisa aman berlabuh.
Dijelaskan, Pemkab Buleleng terus lakukan persiapan teknis guna menyambut ribuan wisman. Menurut Kadispar, perlu persiapan matang dan rinci untuk menyambut wisman yang datang dalam jumlah ribuan. Dengan demikian ketika wisman turun dari kapal tak akan terjadi kesemrawutan. Pemkab Buleleng juga sudah berkoordinasi dengan agen perjalanan wisata setempat.
Beberapa waktu berselang, Indroyono Susilo Penasihat Khusus Menteri Pariwisata, menjelaskan pemerintah akan membangun Pelabuhan Celukanbawang, agar bisa disandari kapal cruis berukuran besar. Pembangunan Celukanbawang akan meliputi kedalaman kolam dermaga mencapai -11 meter. Penambahan panjang dermaga, serta pembangunan terminal guna layani 2.500 penumpang dalam waktu bersamaan. Ujarnya: ”Proyek yang akan mulai dikerjakan Desember 2017 itu diserahkan kepada Pelindo III, dengan target bisa tuntas pada akhir Maret 2018”.
Pelabuhan Celukanbawang memiliki kedalaman alami, sehingga tidak perlu dilakukan pengerukan. Lahan yang luas bisa menampung ratusan kendaraan yang akan membawa wisatawan menuju obyek wisata. Nantinya, di Celukanbawang terdapat kolam labuh timur seluas 662 x 150 meter kedalaman -11 meter. Selain itu terrapat kolam labuh barat seluas 900 x 150 meter kedalaman -4 meter. Urai Indroyono: “Berlabuhnya cruises yang membawa ratusan penumpang ini, destinasi wisata Bali Utara seperti Pantai Lovina, Danau Beratan, Kebun Raya Bedugul, Taman Nasional Bali Barat, Pulau Menjangan akan dapat dioptimalkan serta membuka peluang pengembangan destinasi baru di kawasan tersebut”.
Terkait kondisi pelabuhan yang dipimpinnya, Made Rusly Suniajaya, GM Pelindo III Celukanbawang katakan, sampai saat ini sudah ada cruises yang berlabuh di Celukanbawang seperti “Silver Whisper” dan “Seabourne Encore” berkapasitas 2.000-3.000 penumpang. Jelasnya: “Kondisi eksisting Celukanbawang saat ini memang terlalu kecil untuk layani kapal sekelas Royal Carribean dengan daya angkut 4.000 penumpang. Tetapi untuk ke depan nanti terdapat potensi yang bisa dikembangan”.
Sementara itu, Arief Yahya Menteri Pariwisata berharap wisata kapal pesiar segera berkembang di Indonesia. Cruise sekarang berukuran besar, dengan kapasitas 3.500 an wisatawan. Oleh sebab itu, dibutuhkan pelabuhan dengan kedalaman yang aman antara 12-15 meter. Dalam perbincangan dengan Maritim, Menpar katakan: “Celukanbawang sudah siap, sementara pelabuhan lain masih perlu pengerukan pendalaman kolam dan siapkan terminal untuk wisatawan”.
Dengan rencana penyebaran industri pariwisata ke Bali utara, ke depan diharapkan Kabupaten Buleleng kian berkembang, dan Pelabuhan Celukanbawang berperan sebagai pemicu tumbuhnya ekonomi kawasan. Manajemen PelindoI III berketetapan membangun Pelabuhan Celukanbawang menjadi infrastruktut konsolidasi dan distribusi gas logistik untuk Bali. Selain itu, bila wacana pemindahan ibukota Provinsi Bali ke Singaraja dilaksanakan, dan Denpasar akan lebih berperan sebagai kota bisnis dan pariwisata, maka polarisasi antara Bali utara dan Bali selatan diharap tak akan terjadi lagi.
Mengenai obyek wisata yang layak jual, Kabupaten Buleleng punya berbagai ragam situs dengan bermacam penarik minat wisman maupun wisnus, seperti wisata alam, religi, sejarah/budaya, hingga ke kuliner, antara lain:
- Kuil Budha;
- Pantai Lovina yang perairannya merupakan habitat ikan lumba-lumba;
- Di sebelah selatan terdapat air terjun bertingkat di Gitgit, serta resort perbukitan Munduk yang terkenal dengan kopinya, serta Pupuan penghasil rambutan, durian, jeruk, dll
- Terdapat pura tua Ponjok Batu, desa adat Sawan serta komunitas Muslim di Pegayaman;
- Resort wisata Pulau Menjangan, dll.
Kesan yang timbul dari kunjungan ke obyek wisata, sering tak hanya menumbuhkan kenangan, tetapi bisa berujud menjadi cinta. Maka pertanyaannya adalah: “Sira sane kayun megat tresna?” (Siapa yang akan mau memutus cinta ?). ***ERICK ARHADITA