Jakarta, Maritim
MENURUT rencana, PT Pertamina (Persero) akan memesan 7 unit kapal ke BUMN Galangan dalam negeri, dengan estimai harga mencapai US$ 20 juta-30 juta. Berdasar informasi yang diterima Maritim, Pertamina kemungkinan memesan kapal dengan bobot mulai dari 7.500 gross weight tonnage (GWT) ke atas.
Terkait hal tersebut, Rini Soemarno Menteri BUMN, mengapresiasi kerja sama antar BUMN itu, dan berharap dari kerja sama tersebut bisa meningkatkan produktivitas maupun BUMN Perkapalan untuk memenuhi kebutuhan pengembanan armada kapal Pertamina. Rini mengaku bangga karena akhirnya bukan hanya sekedar menandatangani kerja sama, tetapi juga mendorong untuk merealisasikannya.
“Selama ini Pertamina banyak mengorder pembangunan kapa-kapal baru, tetapi harus diakui kurang memanfaatan keberadaan dok-dok yan dikelola oleh BUMN Perkapalan dalam negeri” ujar Menteri BUMN dalam rilis resmi yang diterima Minggu (1/10/2017).
Selama ini, PT Pertamina (Persero) oleh industri galangan kapal nasional dikenal sebagai BUMN yang banyak membina industri galangan swasta dengan mengalokasikan pembangunan armadanya dalam rangka pembinaan. Di antara kapal yang dibangun Pertamina di galangan nasional milik swasta terdapat kapal pengangkut crude oil tanker 17.500 LTDW yang dibangun di galangan kapal PT Anggrek Hitam, PT Multi Ocean Shipyard dan PT Daya Radar Utama.
Sebelumnya, galangan swasta nasional juga merasa kurang sreg apabila mendengar sejumlah BUMN yang memesan atau membeli kapal dari luar negeri, hingga BUMN tersebut terkesan kurang mendukung upaya pemerintah memperkuat industri galangan nasional sebagai pilar poros maritim dunia. Bahkan Eddy Kurniawan Logam Ketua Umum Iperindo menilai hal itu jelas bertentangan dengan Inpres No. 2 Tahun 2009 tentang penggunaan produk dalam negeri dalam pengadaan barang/jasa pemerintah. Karenanya, pengusaha galangan kapal nasional berharap agar pemerintah mendorong BUMN memprioritaskan industri dalam negeri, baik swasta maupun BUMN.***MRT/2701