Ambon – Maritim.
PT PELABUHAN Indonesia IV (Persero) mengestimasi Pelabuhan Ambon akan mampu melayani pengiriman komoditas langsung ke luar negeri di awal tahun 2018. Dengan direct call diperkirakan bisa memangkas biaya angkut hingga 50%. Iwan Sjarifuddin, Corporate Secretary Pelindo IV, mengatakan hasil perikanan di Maluku dan Maluku Utara digadang-gadang menjadi komoditas andalan untuk diekspor ke mancanegara.
“Kemungkinan direct call bisa dilakukan di akhir tahun atau paling lambat awal tahun 2018,” ujarnya Senin lalu.
Menurut Iwan, SITC International Holding Ltd akan menjadi salah satu perusahaan pelayaran asing yang berminat singgah di Ambon, untuk kemudian melanjutkan pelayaran ke negara-negara di Asia. Untuk mendukung proses pelayanan, Pelindo IV akan menambah alat bongkat muat berupa crane baru di Pelabuhan Ambon, yang berperan sentral dalam arus distribusi barang di Kawasan Timur Indonesia. Pelabuhan Ambon menurut Iwan bakal dikembangkan menjadi hub untuk distribusi barang di wilayah Maluku, Maluku Utara, dan provinsi di sekitarnya.
Selama ini, pelabuhan andalan Pelindo IV yang sudah bisa melayani direct call adalah Pelabuhan Makassar. Pembukaan pengiriman langsung ke luar negeri membuat biaya kirim turun dari sekitar Rp.4 juta menjadi Rp.1,7 juta. Biaya kirim sebelum dilaksanakan direct call menjadi mahal karena eksportasi komoditas harus dikirim melalui Tanjung Emas Semarang atau Tanjung Perak Surabaya.
Untuk sementara, Pelindo IV perlukan dua unit reach stacker yang pengadaannya akan dipasok oleh Pelindo II dalam rangka kerjasama operasional. Menurut Iwan, peralatan bongkar muat sudah siap dipasang. Pungkasnya: “Kami ingin percepat. Karena crane tinggal direlokasi, diharap Desember 2017 sudah dapat mulai dioperasikan”. ***LIES/KTI/Maritim