Makassar, Maritim
Setelah Indonesia diterjang ombak krisis ekonomi (krismon) pada 1998 lalu, ratusan perusahaan berguguran, gulung tikar dan bahkan mati suri. Salah satunya galangan kapal Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Industri Kapal Indonesia (IKI), yang bermarkas di Jalan Galangan Kapal, Kelurahan Kaluku Bodoa, Kecamatan Tallo, Makassar, ini.
Setelah krismon berlalu, ikhtiar pun mulai dilakukan sedikit demi sedikit, yang singkat kata akhirnya pada era awal pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dan Jusuf Kalla (JK) titik terang mulai terlihat. Yakni pemerintah menyuntikan dana segar senilai Rp400 miliar berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) ke dalam PT IKI. Ditambah diberikannya order pembangunan beberapa kapal baru untuk mendukung program tol laut dalam rangka mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Hasilnya, maksimal. PT IKI pun terpilih sebagai satu di antara empat galangan kapal plat merah yang tersehat saat ini. Menyisihkan galangan kapal PT Penataran Angkatan Laut (PAL) Indonesia, PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (DKB) serta PT Dok & Perkapalan Surabaya (DPS).
Bahkan, prestasi gemilang ditorehkan juga oleh galangan kapal, yang tahun ini genap berusia 40 tahun pada 29 Oktober 2017 lalu itu. Yakni menjadi satu-satunya galangan kapal milik BUMN yang memperoleh tender pembangunan kapal baru, untuk mendukung program tol laut pemerintahan Jokowi, dibandingkan tiga BUMN lainnya.
Di mana, sejak tiga tahun lalu, Kementerian Perhubungan (Kemenhu) menggelontorkan tender besar-besaran pembangunan ratusan unit kapal baru untuk dikerjakan di galangan kapal dalam negeri. Dengan nilai puluhan triliun rupiah.
Dengan mengambil tema ‘Semangat Kerja Bersama Menuju Kejayaan PT IKI’, perseroan merayakan ulang tahunnya yang ke-40 tahun secara meriah bersama seluruh jajaran manajemen dan karyawan serta stakeholder terkait, yang dirangkaikan dengan ‘Peluncuran Kapal Motor (KM) Kendhaga Nusantara II NB 186’. Pesanan Kemenhubu serta ‘Groundbreaking Pembangunan Fasilitas Utama Slipway Kapasitas 2 x 6.500 DWT’ untuk pembangunan kapal baru dan reparasi kapal.
Komisaris Utama PT IKI, Soerjono, mengatakan program Presiden Jokowi yang perlu diperhatikan adalah soal tol laut. Yaitu dalam rangka untuk mendukung tercapainya Indonesia sebagai poros maritim dunia.
“Lalu yang kami tangkap dari pesan itu, adalah PT IKI sebagai institusi pembuat fasilitas infrastruktur, berperan sebagai jembatan berjalan yang menghubungkan antara pulau satu ke pulau lainnya. Yang tidak mungkin dibangun jembatan selayaknya kalau di dalam pulau,” urai Soerjono, saat ditanya wartawan, usai mengikuti berbagai rangkaian acara ulang tahun PT IKI ke-40, di area galangan kapak PT IKI, di Makassar, Minggu (29/10).
Karena itu, sambungnya, peran sentral dari PT IKI maupun BUMN galangan kapal lain dan pihak swasta sangatlah sentral. Untuk dapat mewujudkan cita cita Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Memang ini tidak gampang, lanjutnya, apalagi di kala situasi global yang tidak bagus saat ini. Namun, posisi Indonesia yang sampai saat ini 70 persen wilayah laut itu, merupakan tantangan yang harus segera dipenuhi.
Dengan ulang tahun PT IKI yang ke-40 ini, yang saat ini dengan bantuan pemerintah akhirnya PT IKI bisa membangun berbagai fasilitasnya dengan bagus, nantinya dapat meningkatkan kapasitas produksinya. Yang mana ini akan sejalan dengan program tol laut yang kemungkinan ke depannya itu akan lebih banyak lagi berperan di wilayah Indonesia bagian Timur.
“Namun demikian, kami tetap berpesan bahwa pemerintah agar tetap mendukung galangan kapal BUMN maupun swasta, untuk diberi load. Supaya konsistensi dalam kegiatan membangun kapal itu tetap berjalan. Yang semua itu agar cita cita kita Indonesia sebagai poros maritim dunia akan tercapai,” ujar Soerjono, yang juga Inspektorat Jenderal Kementerian Perindustrian, itu.
Sementara di tempat sama, Dirut PT IKI, Edy Widarto, menambahkan kondisi IKI saat ini yang sukses membangun dan mereparasi kapal, sesuai dengan target yang ditetapkan. Di mana IKI di tahun ini telah memproduksi dua unit kapal kontainer ukuran 100 teus untuk operasi dalam program tol laut serta 96 kapal fiberglass yang digunakan di berbagai daerah di Indonesia Timur.
Di samping itu, dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi nelayan Indonesia, PT IKI juga sejak lima tahun terakhir menjadi satu-satunya BUMN di bidang industri perkapalan yang meraih laba. Sehingga mampu memberikan bonus dua kali gaji kepada karyawan pada 2017 ini.
“Kini, PT IKI siap melaksanakan pemesanan pembuatan kapal baru dan reparasi kapal dari pihak manapun, dengan segala kemampuan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan,” kata Edy sumringah.
Pada ‘Peluncuran Kapal KM Kendhaga Nusantara II NB 186’, yang memiliki makna sebagai jembatan merangkai konektivitas wilayah di Indonesia, merupakan kapal kontainer dengan panjang 74,05 meter. Panjang antara garis tegak 69,20 meter, lebar 17,20 meter, tinggi geladak 4,90 meter, sarat benam air 3,50 meter, kecepatan 12 knot dan memiliki daya mesin induk 2 x 1.550 HP/1.840 RPM. Sedangkan ‘Groundbreaking Pembangunan Fasilitas Utama Slipway Kapasitas 2 x 6.500 DWT’, yang ditandai peletakan batu pertama pembangunan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, rencanakan akan mulai berfungsi pada 2018 mendatang.
Sementara Plt Dirjen Perhubungan Laut, Bay M Hasani, berharap PT IKI semakin berkembang dan jaya di usianya yang ke-40 tahun. Apalagi, potensi armada nasional cukup banyak, sehingga perusahaan bisa memesan kapal laut ke PT IKI.
“Untuk tahun depan kita belum ada proyek pembangunan kapal baru. Namun pada 2019 akan ada proyek baru. Kami tetap komit untuk terus membangun dan menyiapkan sarana dan prasarana di sektor transportasi laut,” tegas Bay.
Rencananya, PT IKI akan menyerahkan kapal ke pemiliknya pada Desember 2017 mendatang, yang artinya tepat waktu penyelesaian pekerjaan selama dua tahun sejak mulainya pembangunan kapal pada Desember 2015 lalu. (M Raya Tuah)