BADAN Usaha Miik Negara (BUMN) PT Garam (Persero) tengah menyiapkan rencana revitalisasi lahan eksisting di Pulau Madura seluas 5.000 ha pada tahun 2018 mrndatang sebagai upaya meningkatkan produksi garam nasional. Budi Sasongko Direktur Utama PT Garam, mengatakan untuk mempercepat swasembada garam dibutuhkan strategi besar dan kekompakan manajemen serta pemerintah mengingat produksi garam sangat bergantung pada kondisi alam. Ujarnyadi sela HUT PT Garam ke-72 Kamis lalu: “Kami bersama-sama pemerintah terus bergerak, menyusun feasibility study (FS) untuk revitaliasi ini, dan minggu depan juta harus sudah berkoordinasi dengan Menko Maritim dan Komisi IV DPR”.
Selain revitalisasi dan optimalisasi lahan tambak, lanjut Budi, PT Garam tahun depan juga akan membangun pabrik pengolahan garam dengan kapasitas produksi 40.000 ton berada di Segaramadu Gresik, dan pada 2019 akan menambah pabrik pengolahan di Camplong Kabupaten Sampang berkapasitas 60.000 ton. Investasi yang dibutuhkan untuk revitaliasi lahan secara swakelola yakni Rp.50 juta/ha. Sedangkan investasi pembangunan pabrik pengolahan di Madura sebesar Rp.63 miliar (kapasitas 10 ton/jam), dan di Gresik Rp.14 miliar (5 ton/jam).
“Tahun depan kami uga akan tambah lahan di Kupang seluas 300 ha. Ini berarti akan menambah suplai garam sekitar 30.000 ton,” imbuhnya.
Sementara itu, Anang Abdul Qoyyum Direktur Keuangan PT Garam, menambahkan hingga saat ini pasokan garam dari produksi perseroan mencapai 170.000 ton dan sekitar 100.000 tonnya sudah didistribusikan.
Pungkasnya: “November merupakan puncak panen garam, target kami paling rendah dapat dihasilkan produksi 225.000 ton dan paling tinggi 350.000 ton”. **AYUDHIA/Sub/Maritim