CEO PELINDO III: TARIF CHC TANJUNG PERAK LEBIH KOMPETITIF

Surabaya, Maritim

PT PELABUHAN Indonesia III (Persero)/Pelindo III terus berkomitmen meningkatkan daya saing terhadap pelabuhan internasional lainnya. Salah satunya diwujudkan dalam tarif pelayanan jasa kapal dan barang yang sangat kompetitif di Pelabuhan Tanjung Perak. I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, CEO Pelindo III menyebut tarif jasa kapal serta Container Handling Charge (CHC/biaya penanganan petikemas) di Pelabuhan Tanjung Perak lebih kompetitif dibanding pelabuhan lainnya, termasuk dengan pelabuhan sekelas Singapura.

“Kalau dilihat dari total biaya secara keseluruhan, maka Pelabuhan Singapura lebih mahal 57%” tutur pemucuk Pelindo III yang akrab disebut dengan sapaan Ari Askhara.

Berdasar asumsi kapal petikemas bermuatan 1.930 boks dengan kinerja Box Ship per Hours (BSH) sebesar 50 boks per jam, maka pengguna jasa di Pelabuhan Tanjung Perak akan hanya dikenakan total biaya Rp.2.610.155.850. Sedang di Pelabuhan Singapura, pengguna jasa dikenakan total biaya sebesar Rp.3.649.799.250.

“Selisih tarif tersebut jadi keuntungan tersendiri bagi Pelabuhan Tanjung Perak untuk memperoleh pangsa pasar lebih luas dalam penanganan jasa kepelabuhanan” ujar Ari pula.

Lebih lanjut dikatakan bahwa saat ini daya saing Pelabuhan Tanjung Perak belum berada pada titik terbaiknya, karena masih banyak yang perlu ditingkatkan dan diperbaiki agar lebih mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan besar lain. Di antaranya penataan alih muat (transhipment) atau proses bongkar muat peti kemas dari kapal ke penumpukan, kemudian diangkut kembali menggunakan kapal lain menuju pelabuhan tujuan selanjutnya, serta waktu tunggu kapal.

“Jika semua aspek itu dapat diatasi dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan petikemas internasional akan transhipment di Pelabuhan Tanjung Perak. Tentunya, untuk itu harus dengan dukungan alat dan SDM yang memadai” imbuhnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Faruq Hidayat, Corporate Secretary Pelindo III yang optimis bahwa pelabuhan teresar di Kawasan Timur Indonesia itu akan mampu bersaing dengan pelabuhan-pelabuhan tetangga terdekat seperti Singapura dan Tanjung Pelepas.

“Kami akan terus mencari formulasi yang tepat dalam meningkatkan daya saing, dengan memberi tarif yang kompetitif dan memperbaiki model bisnis, standar operasional prosedur, waktu tunggu pemanduan dan penundaan kapal hingga para pengguna jasa lebih mempercayai pelayanan kami” pungkas Faruq. ***ERICK A.M.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *