JAKARTA, MARITIM.
Guna memenuhi banyaknya permintaan caregiver di luar negeri, Indonesia segera mengirim tenaga kerja yang memiliki kompetensi dalam perawatan para lanjut usia di panti-panti asuhan. Selain itu, Indonesia juga berencana mengirim tenaga kerja ahli meracik kopi (barista) ke beberapa negara.
Untuk mempersiapkan caregiver yang kompeten, mereka akan diberi pelatihan di sejumlah BLK (Balai Latihan Kerja). Dari 11 BLK yang dikelola pemerintah pusat atau UPTP (Unit Pelaksana Teknis Pusat) dan 243 BLK yang dikelola Pemda atau UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah), BLK Semarang ditetapkan sebagai proyek percontohan dalam pelatihan tersebut.
“Selain Jepang, para caregiver juga akan dikirim antara lain ke Hongkong, Taiwan dan Singapura . Nantinya, pelatihan caregiver juga akan dilaksanakan di beberapa BLK di Jawa Barat dan Jawa Timur,” kata Direktur Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri (TKLN) Kementerian Ketenagakerjaan, Soes Hindharno, di Jakarta, kemarin.
Dikatakan, selain mendapat sertifikasi kompetensi di dalam negeri, sebelum bekerja di panti asuhan yang berbadan hukum, mereka juga wajib mendapat pelatihan caregiver untuk memperoleh sertifikasi kompetensi di negara tujuan. Jadi mereka harus mengantongi sertifikat dari dalam dan luar negeri.
Rencananya, kata Soes Hindarno, pelatihan di BLK dalam negeri akan dilakukan selama 3 bulan atau setara 340 jam pelajaran, termasuk kemampuan bahasa Inggris sebagai komunikasi sehari-hari. Guna memastikan kompetensi berdasarkan ketentuan di negara tujuan, mereka akan diseleksi oleh pemerintah setempat.
Untuk caregiver yang akan bekerja di Hongkong, misalnya, mereka akan diutamakan bagi eks TKI yang pernah bekerja dan menyelesaikan kontrak kerja di Hongkong. Pemerintah Hongkong, akan memberikan gaji dua kali lipat dari ketika mereka bekerja sebelumnya.
Selain caregiver, menurut Soes, Indonesia juga akan mengirim house keeper tapi bukan untuk kebutuhan rumah tangga. Mereka ini juga diwajibkan memiliki sertifikat kompetensi berstandar internasional, sehingga harus dipersiapkan melalui pelatihan di dalam dan luar negeri.
Barista
Di bagian lain, Direktur PTKLN juga berencana mengirim tenaga pariwisata, khususnya ahli peracik kopi (barista), ke beberapa negara, antara lain Hongkong, Taiwan dan Singapura, bahkan Kuwait. Banyak negara yang membutuhkan barista, sehingga diharapkan rencana ini bisa terealisasi pada kwartal I 2018.
Guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli peracik kopi di luar negeri, saat ini sudah ada sekitar 700 barista yang telah dilatih di Balai Besar Pengembangan Pasar Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (BBPPK & PPK) Lembang, Jawa Barat.
Mereka, lanjut Soes Hindarno, nantinya akan bekerja di berbagai restoran atau coffe-coffe. Ia membenarkan rencana penempatan perdana barista ke luar negeri ini sebagai dukungan atas keinginan Presiden Joko Widodo yang menghendaki Indonesia jangan hanya mengekspor kopi, tapi juga harus mampu mengirim tenaga ahli peracik kopinya.**Purwanto.