Surabaya– Maritim
MENGACU ke saat diterbitkannya Peraturan Pemerintah No.58, tanggal 1 Desember 2017 diperingti sebagai Hari Ulang Tahun ke-25 PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III. Pada kesempatan itu, I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra sabagai CEO BUMN Pelabuhan yang bekantor pusat di Surabaya ini membeberkan kinerja positif yang dicapai perusahaan yang dipimpinnya. Ujarnya: “Perolehan laba periode berjalan Pelindo III mencapai Rp 1,67 triliun atau meningkat 1,2 kali lipat dibanding targetnya. Termasuk bila dibanding dengan periode yang sama tahun lalu (year to date). Hingga Oktober 2017 aktivitas operasional meraih surplus laba usaha sebesar Rp 2,5 triliun atau meningkat 29,6%. Kemudian diikuti EBITDA perseroan yang tumbuh sebesar 30,6% menjadi Rp 3,2 triliun dibanding realisasi sampai dengan periode yang sama tahun lalu.
Dalam penjelaannya di Hotel Shangri-La Rabu29/11/2017, disebutkan pertumbuhan kinerja itu disokong layanan jasa kepelabuhanan sebesar 16%, dengan kontribusi utama dari arus petikemas yang terealisasi hingga 4 juta TEUs atau tumbuh sekitar 7%. Menurutnya, segmen usaha pelayanan jasa bongkar muat petikemas ini memberi kontribusi sekitar 60% dari total penjualan neto konsolidasi. Berdasar catatan Pelindo III, arus petikemas periode Januari – Oktober 2017 terealisasi sebesar 3,3 juta boks, meningkat 6% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 3,1 juta boks.
“Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menjadi kontributor terbesar dari layanan jasa bongkar muat petikemas tersebut, yaitu sebesar 72%. Pertumbuhan arus petikemas yang dilayani oleh Pelindo III menunjukkan dampak positif bagi perbaikan ekonomi nasional pada arus perdagangan” jelasnya.
Pada kesempatan yang sama U. Saefudin Noer Finance Director Pelindo III, jelaskan upaya pemerintah menjaga stabilitas perekonomian sampai awal Triwulan IV tahun 2017, berdampak positif bagi arus perdagangan menggunakan moda transportasi laut. Karenanya prospek kinerja keuangan Pelindo III hingga akhir tahun ini diproyeksikan akan tetap positif. Menurutnya Pelindo III optimis dapat membukukan pertumbuhan penjualan dan laba usaha. Dengan terus meningkatkan kinerja operasional yang mengutamakan layanan prima kepada pelanggan, serta melakukan upaya efisiensi berkesinambungan.
Terkait layanan kapal pesiar internasional, Ari Ashkara katakan Pelindo III konsisten mendukung pemerintah mencapai target 20 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada 2019. Pelindo III mengelola sejumlah pelabuhan gerbang destinasi andalan di Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Menurutnya, terminal penumpang di pelabuhan -pelabuhan yang disandari cruise terus dibangun dan direnovasi agar lebih representatif. Alur pelayaran dan kolam Pelabuhan Benoa juga sedang dipelebaran dan pendalaman sejak September 2017. Pelabuhan Benoa saat ini berkedalalaman alur -8 meter LWS yang hanya dapat mengakomodir kapal pesiar dengan panjang kurang dari 210 meter dengan penumpang kurang dari 1.400 orang. Setelah pengembangan, kedalaman alur mencapai -12 meter LWS, hingga kapal dengan panjang lebih dari 300 meter dengan 5.000 penumpang dapat sandar di dermaga Pelabuhan Benoa. Pelindo III juga mengembangkan beberapa pelabuhan marina. Di antaranya Banyuwangi, Lombok Barat dan Labuan Bajo.
Berbagai peningkatan kinerja yang dicapai Pelindo III diimbangi perubahan budaya kerja. Transformasi budaya diimplementasikan insan Pelindo III dengan slogan, i-Change. Penerapan teknologi informasi dioptimalkan pada proses bisnis, salah satunya centralized procurement yang pastikan pengadaan barang/jasa transparan dimonitor di kantor pusat.
Terobosan peningkatan kualitas SDM dilakukan Pelindo III dengan memberi kesempatan kerja yang lebih fleksibel untuk pegawai. Antara lain berupa Bike To Work tiap Rabu pagi, direksi dan pegawai bersepeda bersama berangkat ke kantor. Diadakan pula “Jumat Sehat” dengan berolahraga, bergantian dengan “Jumat Bersih” membersihkan ruang kerja bersama. Juga ada flexy time, jam masuk kerja pegawai lebih fleksibel, namun total jam kerja per hari tetap sama. Pegawai yang melahirkan anak pertama, dapat cuti 5 bulan kalendar. Tujuannya agar dapat memberi perhatian lebih pada bayinya dan optimalkan pemberian ASI ekskusif.
“Dengan beri fleksibilitas bagi pegawai yang kebanyakan berusia muda, manajemen percaya produktivitas dapat meningkat. Karena pegawai lebih leluasa bagi waktu antara kewajiban kerja dan haknya mengurus keperluan lain. Suasana kerja jadi lebih dinamis dan fresh, hingga berbagai ide inovasi diharap terus muncul dari pegawai untuk meningkatkan kinerja perusahaan” kata Ari Askhara memungkasi penjelasan.***ERICK A.M.