KETIKA bertemu dengan komponen pelaku pariwisata pekan lalu, Made Mangku Pastika Gubernur Bali, kembali menegaskan bahwa Level Awas Gunung Agung hanya akan berdampak terhadap kawasan 8 Km di sekitar Gunung Agung. Sedangkan daerah lain di luar zona rawan bencana tersebut, dinyatakan aman dan tak akan terkena dampak jika Gunung Agung erupsi.
Kepada seluruh pemangku kepentingan pariwisata yang hadir dalam pertemuan itu, Gubernur menjelaskan: “Yang awas itu hanya 22 desa yng berlokasi pada radius 8 km dari puncak gunung, di dalam Kabupaten Karangasem. Di luar zona tersebut situasinya normal dan aman. Hal ini perlu dijelaskan, agar jangan sampai ada anggapan salah. Yang benar adalah, bukan keseluruhan Bali yang berada dalam status awas”.
Sebelumnya, dalam rapat terungkap masih cukup banyak yang memiliki pemahaman bahwa level awas berlaku untuk seluruh pulau Bali. Itu sebabnya akhir-akhir ini para pelaku pariwisata kesulitan mendatangkan wisatawan ke Bali. Bahkan pemerintah Tiongkok sudah menerbitkan travel warning bagi warga negaranya yang sedang atau akan lakukan kegiatan wisata ke Indonesia,sebaknya dibatalkan. Kondisi ini dengan sendirinya bisa menimbulkan dampak berupa pembatalan kedatangan wisatawan, atau bagi yang sudah teranur berada di Baliagar segera meninggalkan Pulau Bali.
Pada kesempatan ini juga pemerintah dan pelaku pariwisata sepakat memperkuat Bali Tourism Hospitality yang diketuai Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali sebagai pusat penanganan terhadap keadaan darurat di Bali. Gubernur Pastika mengatakan sudah ada SOP yang bisa dipedomani oleh pelaku pariwisata. Ia tak menampik bahwa letusan pertama beberapa waktu lalu menjadi pelajaran berharga untuk perbaikan selanjutnya.
Dalam kesempatan Itu, Gubernur Pastika mengajak seluruh pelaku pariwisata untuk bersama-sama berupaya mengembalikan keunggulan pariwisata Bali. Diantaranya dengan memberi informasi yang benar ke dunia luar. Gubernur nyatakan siap memfasilitasi sesuai kewenangannya, sejalan dengan keinginan pelaku industri pariwisata di Bali. Diantaranya, menyampaikan harapan pelaku pariwisata yang terkait dengan pemerintah pusat.
Pada kesempatan itu, Gusti Kade Sutawa Ketua Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali menyampaikan beberapa poin untuk mendapat solusi. Diantaranya soal transportasi saat terjadi bencana, adanya crisis center dengan SOP jelas, bagaimana memberikan informasi yang benar ke masyarakat, dan harapan agar event MICE yang diselenggarakan pemerintah pusat dapat diselenggarakan di Bali.Dalam pertemuan juga terungkap bagaimana beberapa pelaku pariwisata telah lakukanlangkah menjamin kenyamanan kepada wisatawan, seperti kamar gratis saat erupsi hingga transportasi ke bandara terdekat.***ADIT/Dps/Maritim