BERKAT kian meningkatnya produksi ikan segar di Provinsi Jawa Tengah (Jateng), kendati saat ini sedang memasuki musim penghujan, namun nelayan masih mampu lakukan tangkapanikan dalam jumlah cukup besar, utamanya untuk kawasan pantura Jateng. Gatot Perdana, Kepala Balai Karantina Ikan Semarang mengungkapkan,ekspor Ikan dari Jateng dalam kurun 3 bulan terakhir tahun ini, naik drastis mencapai 66,7% atau senilai Rp.327 miliar dibanding dengan tahun lalu terjadi kenaikan volume 73,4% atau sebanyak 3.874 ton pada periode yang sama.
“Kenaikan ekspor kali ini dipicu banyaknya permintaan terutama dari pasar Amerika Serikat, Jepang, Vietnam dan Tiongkok yang membeli ikan dalam jumlah yang cukup besar” tuturnya Selasa (19/12/2017).
Dijelaskan, untuk penghasil ikan terbanyak ada di beberapa kota yang ada dalam kawasan pantai utara Jawa seperti Semarang, Demak, Jepara ada juga yang dari bagian selatan, namun jumlahnya sedikit.Amerika Serikat menjadi negara yang paling banyak membeli ikan dari Jateng,disebabkan tingginya konsumsi ikan laut segar dinegara tersebut. Berikutnya adalah Jepang yang memiliki budaya masyarakat yang gemar makan ikan segar.
“Untuk komoditi utama ekspor yakni jenis rajungan sebesar 3.228 ton diikuti udang 3.330 ton dan cumi cumi sebanyak 5.013 ton. Jumlah ini cukup banyak dan merupakan pasar potensial eskpor terutama rajungan” tegasnya.
Khusus untuk rajungan komoditi ini menjadi primadona, karena dagingnya sangat digemari khususnya warga Amerika dan Jepang. Disana, mereka biasa mengolah rajungan menjadi beberapa jenis makanan.Kenaikan eskpor kali ini juga disebabkan peran dari aparat keamanan yang melakukan pengawasan terhadap komoditi ikan segar yang akan dikirim ke berbagai negara melalui Bandara Internasional A. Yani Semarang.***MRT/2701