Jakarta, Maritim
Pemerintah menjamin stok beras hingga akhir tahun ini aman, karena stok di Perum Bulog saat ini mencapai lebih dari 1 juta ton, atau persisnya 1,1 juta ton
“Tadi dalam rakor disampaikan Insya Allah terjaga. Stok beras cukup banyak sampai hari ini kurang lebih 1,1 juta ton beras,” ungkap Direktur SDM dan Umum Bulog, Febriyanto, di Kementerian Pertanian, Jakarta, kemarin.
Menurutnya, stok tersebut bisa mencukupi kebutuhan 4 bulan ke depan, atau sampai April 2018.
“Yaitu, stok beras 1,1 juta ton kurang lebih untuk empat bulan ke depan. Jadi April 2018 itu masih aman deh,” imbuhnya.
Sementara untuk pengadaan beras di akhir tahun tetap berjalan antara 1.500-2.000 ton. Pengadaan beras ini akan bertambah pada Januari 2018 nanti karena masuk masa panen.
“Insya Allah Januari meningkat karena ada panen lagi. Karena beberapa daerah sudah panen lagi,” jelasnya.
Sedangkan stok beras di Nanggoe Aceh Darussalam juga aman hingga akhir Januari 2018. Di mana, persediaan beras mencapai 30.000 ton, terdiri untuk stabilisasi harga 15.000 ton dan bansos rastra 2018 sebanyak 15.000 ton. Sehingga dipastikan stok beras di Tanah Rencong itu bakal mencukupi kebutuhan hingga akhir Januari 2018.
Kasatgasda Pangan Wilayah Hukum Polda Aceh, Kombes Pol Erwin Zadma, usai menggelar pertemuan bersama Perum Bulog NAD hingga melakukan peninjauan langsung ke lokasi gudang penyimpanan mengatakan, berdasarkan hasil pengecekan dilapangan khususnya untuk beras medium masih cukup aman.
Menurutnya, pertemuan bersama Perum Bulog itu dalam rangka menjaga stabilitas harga dan stok pangan, khususnya beras menjelang pergantian tahun 2018.
“Setelah dilakukan pengecekan ke gudang Bulog di GSP Siron dan kilang padi yang jadi mitra Bulog, kami mencatat stok beras masih cukup untuk lima bulan ke depan,” katanya.
Karena itu, diharapkan tidak akan terjadi kenaikan harga di pasar saat awal tahun baru nanti. Sebab stok berasnya cukup. Sehingga tidak ada alasan menaikkan harga.
Ditambahkan, operasi pangan yang dilakukan tersebut sudah berlangsung selama satu Minggu, yang dilaksanakan di tiga tempat, seperti Banda Aceh, Lhokseumawe dan Meulaboh.
Selain itu, Bulog Jabar optimistis punya 7.000 Rumah Pangan Kita (RPK) hingga akhir tahun 2017, sehingga diharapkan semakin memperkuat upaya Bulog menstabilisasi harga pangan di Jabar.
Kadivre Perum Bulog Jabar, M Sugit Tedjo Mulyono, mengatakan sebelumnya Bulog Jabar memiliki 5.000 RPK. Namun kini ada penambahan sekitar 2.000 keluarga yang sedang dalam proses pengajuan menjadi agen RPK di daerahnya.
“Mudah-mudahan sampai akhir tahun bisa mencapai 7.000 RPK. Itu artinya sudah melebihi target kami sekitar 5.000 RPK untuk 2017,” katanya.
Dijelaskan, dari jumlah itu sekitar 30% ada di Kota Bandung, sisanya tersebar di sejumlah kota/kabupaten di Jabar.
Pihaknya menganggap, ekspansi RPK ini perlu diperluas lagi, agar masyarakat di pelosok daerah juga menikmati harga kebutuhan pokok sesuai harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.
Dikatakan, RPK yang tersebar di sekitar perumahan warga ini menjual berbagai kebutuhan pokok masyarakat, yakni beras medium dan beras premium. Kemudian minyak goreng, terigu, daging kerbau, gula pasir, bawang merah, bawang putih dan lain sebagainya. Harga yang dipatok lebih rendah dari harga pasaran dengan selisih antara Rp100-Rp500 per kg.
Dicontohkan, harga beras medium kemasan 5 kg dijual Rp9.300 per kg, beras premium Rp11.300 per kg dan daging kerbau Rp80.000 per kg.
“Harga kami memang lebih murah atau di bawah HET pemerintah. Karena ini memang tujuannya untuk pengendalian harga di masyarakat,” ujar Sugit.
Dia mengklaim, program RPK ini cukup berhasil di Jabar, dengan contoh pada Natal dan Tahun Baru ini, stabilitas harga cenderung stabil. Walaupun terjadi kenaikan, tapi jumlahnya tidak terlalu besar, karena masyarakat yang merasa terbebani atas kenaikan harga sembako bisa membeli di RPK terdekat.
Pada kesempatan itu, Bulog juga melakukan kunjungan ke RPK Toyibam di Pasirjati, Kota Bandung. Kunjungan dilakukan untuk memastikan penjualan sembako di RPK itu sesuai harga yang ditetapkan Bulog.
Pengelola RPK Toyibam, Iis Aisyah, mengatakan sudah jadi sahabat RPK sejak satu tahun lalu. Saat itu, dia mendapat informasi adanya penjualan produk pangan dari Bulog kepada masyarakat, dengan harga terjangkau.
Dalam satu pekan, ceritanya, pihaknya bisa mencatatkan omzet sekitar Rp1,5 juta. Namun jumlah itu bisa fluktuatif, tergantung permintaan, karena konsumennya beragam. Tapi lebih banyak dari kalangan menengah. (M Raya Tuah)