BERDASAR rencana untuk mendukung produksi garam di NusaTenggara Timur (NTT),
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) akan mengembangkan pelabuhan di provinsi yang yang memiliki keluasan kawan pantai, kelimpahan cahaya matahari dan minimnya curah hujan trebut. Hal tersebut diungkapkan oleh Budi Karya Sumadi Menteri Perhubungan, usai melakukan rapat koordinasi dengan Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman serta Chandra Irawan Direktur Kepelabuhan serta perusahaan garam.
Terdapat beberapa pengusaha garam di Pulau Timor yang membutuhkan pelabuhan, yang beberaawaktu lalu mengirim catatan ke Kemenhub, tekait kodisi di daerahnya. Mereka menyebutkan bahwa di NTT kurang infrastrutur pelabuhan. Kalau pun ada, kapasitasnya kurang memadai dan jaraknya terlalu jauh dari lokasi industri garam. Terkait itu, Menhub menjelaskan, fihaknya segera menginventarisasi kapasitas produksi garam di NTT, kemudian disesuaikan dengan kapasitas pelabuhan yang ada.
Ujar Menhub: “Kami akan inventarisasi berapa kapasitas produksi mereka, di mana lokasi ladang pegramannya, kemudian akan matching dengan pelabuhan-pelabuhan yang ada. Kalau ada pelabuhan yang dekat, maka akan kerjasamakan dengan fihak mereka. Kalau pelabuhannya dinilai kurang besar, akan dibangun fasilitas baruyang mmadai. Pembicaraan mengenai garam akan dilanjutkan pekan depan dengan laporan mengenai tanah mana yang akan dijadikan pelabuhan.
“Pekan depan kami akan ketemu lagi untuk membicarakan tentang produksi garam. Sedang yang terkait dengan lahan untumembangun pelabuhan, prosesnya sedang berjalan. garam minggu depan, ketemu lagi. Yang tanah prosesnya sedang jalan,yang detailnya dapat ditanyakan ke Dirjen Perhubunan Laut”.
Sofyan Djalil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala BPN, secara terpisah jelaskan perkembangan lahan garam di NTT terbilang baik dan menunjukan kemampuan yang cukup pesat. Sehingga diharapkan target swasembada garam di 2020 bisa tercapai. Ujarnya: ”Dari berbagai perusahaan yang sudah berinvestasi di Timor Tengah Utara, Timor Tengah Selatan dan di Rote kelihatannya cukup prospektif. Kalau diikuti terus begini, mudah-mudahan bisa tercapai targetnya. Bahkan beberapa perusahaan garam yang beroperasi di NTT sudah ada yang mendirikan pabrik pengolahan garam”. ***LIES/Kug/Maritim.