SESUAI amanat Peraturan Presiden, PT Angkasa Pura I (Persero) akan komit patuhi penugasan membangun infrastrutur publik Bandara Internasional Baru Yogyakarta (New Yogyakarta International Airport/NYIA) di Kulon Progo, Daerah Istimewa Jogyakarta (DIY). Israwadi Corporate Secretary PT Angkasa Pura I (Persero) dalam keterangan resmi katakan: “Pembangunan NYIA merupakan proyek strategis nasional guna tingkatkan keselamatan, keamanan, dan pelayanan bagi pengguna transportasi udara. Karenanya kami berkomitmen menyelesaikan pembangunan tepat waktu hingga dapat dioperasikan April 2019”.
Menurutnya, NYIA akan jadi salah satu gerbang kawasan Joglosemar (Yogya- Solo – Semarang). Penugasan terhadap PTAngkasa Pura I, diatur dalam Perpres No. 98 Tahun 2017 tentang Percepatan Pembangunan dan Pengoperasian Bandar Udara Baru di Kabupaten Kulonprogo, DIY yang ditandatangani ole Presiden Joko Widodo 23 Oktober 2017 lalu. Di samping itu, sebagai bagian dasar hukum pembangunan NYIA, AP I juga telah mengantongi izin lingkungan dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan melalui Kepmen LHK No. SK. 557/Menlhk/Setjen/PLA4/10/2017 tentang Kelayakan Lingkungan Hidup Rencana Kegiatan Pembangunan NYIA di Desa Palihan, Desa Glagah, Desa Jangkaran, Desa Sindutan, Desa Kebonrejo, Kecamatan Temon, Kabupaten Kulonprogo.
“Disertai juga dengan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor SK.558/Menlhk/Setjen/PLA.4/10/2017 tentang Izin Lingkungan Kegiatan Pembangunan NYIA,” ungkapnya.
Menurut Israwadi, Ombudsman Republik Indonesia DIY telah menyerahkan laporan pemeriksaan terkait pelaksanaan kegiatan pengosongan lahan untuk proyek pembangunan NYIA yang diserahkan oleh Budhi Masturi, Ketua ORI DIY kepada pihak yang terkait kegiatan pengosongan lahan tersebut, Didik Tjatur Prasetya Secretary Proyek Pembangunan Bandara Internasional Yogyakarta AP I, Eric Rossi Manager Area PT PLN (Persero) Yogyakarta, dan Kombes Polisi Budi Yuwono Irwasda Kepolisian Daerah DIY.
Sejalan dengan hal tersebut, Iarwadi jelaskan: “Kami menghargai saran yang ada dalam laporan tersebut dan akan segera pelajari lebih dahulu saran yang telah diberikan untuk laukan tindak lanjut yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan pembangunan di Yogyakarta. Pada prinsipnya AP I berkewajiban melaksanakan tugas yang dipercayakan oleh pemerintah. Kami juga sangat hormati sikap 98% warga terdampak yang sudah berkorban dan menyerahkan lahan mereka untuk pembangunan infrastruktur publik bandara”.
Dalam pada itu, Gubernur DIY Sri Sultan HB X inginkan agar NYIA tak hanya menjadi tempat berlabuh dan lepas landas pesawat. Lebih dari itu, bandara baru diharap membawa misi budaya dan mampu mengkerek naik pendapatan masyarakat kecil. Seirama dengan itu, Danang Parikesit, anggota Tim Percepatan Pelaksanaan Program Prioritas Pembangunan DIY berucap: “Gubernur berharap, sebelum di approve Pemerintah Pusat, harus konsultasi ke pimpinan daerah terkait kultur, bagaimana bandara tak hanya naik-turunkan pesawat udata. Tetapi ada misi budaya dan mendorong kemajuan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM)”.
Menurutnya, ada dua hal yang mesti ditonjolkan dalam NYIA. Pertama, masalah arsitektur yang membawa gaya khas Jogja. Namun, Danang enggan menyebut desain yang diinginkan Pemda DIY. Sebab, ia meyebut perkara itu mesti disampaikan langsung Sri Sultan dalamposisinya sebagai Raja. Hal kedua adalah pemberian ruang bagi pelaku UMKM, sebab keberadaan NYIA tidak hanya diperuntukkan bagi pemodal besar seperti yang selama ini lazim dipikirkan orang-orang. Nantinya budaya Jogja juga akan banyak ditampilkan bukan hanya visual konvensional seperti arsitektur, tapi, juga melalui media terkini menggunakan teknologi virtual reality.
Menanggapi hal itu, Agus Pandu Purnama General Manager (GM) PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Adisutjipto Jogja menyatakan, NYIA pasti akan mengadopsi arsitektur khas Jogja, supaya orang-orang begitu injakkan kaki di bandara segera tahu sudah berada di Bumi Mataram, seperti di Bali, begitu turun di Bandara Ngurah Rai langsung tahu bahwa ia sudah berada di Pulau Dewata. Imbuhnya: “Nantinya akan banyak muatan lokal khas Jogja. Antara lain penggunaan motif batik kawung. Saat NYIA sudah rampung dan dilihat dari atas akan memperlihatkan hamparan bernuansa batik kawung”.
Sedang untuk UMKM, manajemen PT Angkasa Pura I sejalan dengan Sri Sultan HB X, nantinya di bandara baru akan disediakan tempat khusus bagi UMKM, melalui seleksi agar tampilannya layak dilihat oleh turis mancanegara.***ERICK A.M.