Walau Dapat Tugas Impor Bulog Tetap Serap Gabah Hasil Panen

ilustrasi
ilustrasi

Jakarta, Maritim

Pemerintah menerbitkan izin impor beras sebanyak 500.000 ton kepada Perum Bulog. Sebagai hasil risalah rakortas beras untuk keperluan umum.

“Berdasarkan Peraturan Menteri Perdagangan No 01 tahun 2018 tentang Ketentuan Ekspor dan Impor, beras untuk keperluan umum adalah beras dengan kepecahan di atas 5% sampai dengan 25%. Perum Bulog mengimpor beras dengan kepecahan 5% dan 15%,” Sekper Perum Bulog, Siti Kuwati, di Jakarta, Rabu (7/2).

Menurutnya, beras yang diimpor nantinya diperuntukan sebagai cadangan yang sewaktu-waktu dipergunakan oleh pemerintah untuk keperluan antara lain stabilisasi harga, penanggulangan keadaan darurat, masyarakat miskin, kerawanan pangan dan keadaaan tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Penugasan kepada Perum Bulog adalah melalui surat Menteri Perdagangan No 94/M-DAG/SD/1/2018 tgl 15 Januari 2018, bahwa Bulog dapat melakukan impor beras untuk keperluan umum dengan broken di atas 5% sampai dengan 25% dan keperluan lain dengan broken 0 – 5%,” tambahnya.

Berdasarkan Surat Persetujuan Impor Beras dari Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kemendag No 04.PI-11.18.0018 tgl 15 Januari 2018 perihal Persetujuan Impor Beras, Bulog diijinkan mengimpor beras untuk keperluan umum dengan broken di atas 5% sampai dengan 25% dan keperluan lain dengan broken 0 – 5% dengan jumlah sampai dengan 500.000 ton.

Sampai dengan saat ini telah ditandatangani kontrak dengan enam perusahaan dari Vietnam, Thailand dan India, dengan total kuantum Impor sebanyak 281.000 ton. Dengan rincian dari Vietnam 141.000 ton, Thailand 120.000 ton dan India 20.000 ton.

“Sebetulnya terdapat delapan perusahaan yang lolos tahapan negosiasi harga, namun karena pertimbangan keterbatasan waktu izin impor, ada dua perusahaan dari Pakistan tidak menandatangani kontrak,” ujarnya.

Siti Kuwati mengatakan, berdasarkan Surat Izin Impor yang diberikan Kemendag, beras impor tersebut harus sudah tiba di Indonesia paling lambat tanggal 28 Februari 2018.

“Di pertengahan bulan Februari ini diperkirakan sudah ada yang masuk ke Indonesia dan sampai dengan akhir bulan Februari ini direncanakan beras impor sebanyak 281.000 ton sudah masuk semuanya,” tambahnya.

Adapun pelabuhan tujuan yang menjadi destinasi impor adalah Belawan (Medan-Sumut), Teluk Bayur (Padang-Sumbar), Panjang (Bandar Lampung-Lampung), Merak (Cilegon-Banten), Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya-Jatim), Tanjung Wangi (Banyuwangi-Jatim), Benoa (Denpasar-Bali) dan Tenau (Kupang-NTT).

Menjawab soal penolakan impor dan kekhawatiran hasil panen tidak terserap oleh Bulog, Siti Kuwati menambahkan, bahwa beras impor akan masuk ke gudang Bulog dan baru akan dikeluarkan untuk stabilisasi atas perintah rakortas. Jadi tidak langsung didistribusikan atau masuk ke pasar. Lalu Bulog akan menyerap hasil panen sesuai ketentuan Inpres sebanyak-banyaknya.

“Jadi tidak perlu khawatir, karena Bulog punya 1.400 lebih unit gudang yang tersebar di 26 Divisi Regional, dengan kapasitas simpan seluruhnya kurang lebih 4 juta ton,” mengakhiri. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *