UNTUK mempersiapkan kehandalan kompetensi pelaut Indonesia, Kementerian Perhubungan tak hanya membi pelajaran teori di sekolah-sekolah kepelautan, tetapi juga dibaregi dengan membangun kapal-kapal latih sebagai tempat praktik. Alah satu kapal latih yang baru-baru ini diselesaikan pembanguannya, diabalkan dengan nama “Bung Tomo”, yang diadopsi dari nama “Arek Suroboyo”, pejoang yang pada tahun 1945 gigih memberi semangat lewat siaran radio perjuangan. M. Yugihartiman Sekretris BPSDMP menjelaskan pembangunan Kapal Latih “Bung Tomo” merupakan bagian dari upaya BPSDMP dalam mendidik dan menyiapkan taruna yang memiliki kompetensi di bidang pelayaran.
“Kapal latih harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mencapai kompetensi taruna dan peserta diklat Poltekpel Surabaya yang lebih baik,” kata Yugihartiman dalam siaran pers.
Dengan hadirnya kapal Latih di Poltekpel Surabaya, diharap dapat mempersiapkan para Taruna jadi pelaut tangguh saat memasuki dunia kerja, karena dalam pembelajarannya mereka sudah dibekali dengan pelatihan di atas kapal (Onboard Training). Menurut Yugi, pembelajaran di atas kapal latih akan lebih membantu proses transfer of knowledge, serta meningkatkan skills tentang ilmu pelayaran serta membentuk karakter dan pola kerja pelaut yang tangguh. Pengoperasian kapal latih juga akan dapat dimanfaatkan untuk menampung praktik Lembaga Diklat Pelayaran diluar Poltekpel Surabaya, termasuk Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Pelayaran.
Sebelumnya tiga kapal latih telah diluncurkan dan melakukan pelayaran perdana menuju lokasi sekolah masing-masing yaitu KL “Laksamana Malahayati” milik BP2IP Malahayati 26 Desember 2017 menuju Pelabuhan Malahayati Aceh. Disusul peluncuran
KL “Mohammad Husni Thamrin” milik Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta pada 29 Desember 2017 menuju Pelabuhan Tanjung Priok, serta KL “Frans Kaisiepo” milik BP2IP Sorong menuju Pelabuhan Sorong 2 Februari 2018.
Dengan diluncurkannya KL. “Bung Tomo”, maka empat kapal latih baru telah siap dioperasikan. Dua kapal latih lain: KL “Sultan Hasanuddin” milik Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar dan KL “Laksamana Muda John Lie” milik Balai Diklat Pelayaran Minahasa Selatan masih menunggu waktu peluncuran untuk melakukan pelayaran perdana. Melalui hadirnya enam kapal latih baru tersebut, diharap dapat meningkatkan kualitas lulusan dan memberi kontribusi positif dalam wujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia melalui penyiapan SDM yang kompeten. ***AYUDHIA/Sub/Maritim