KEMENHUB BUKA 6 TRAYEK BARU ANGKUTAN TERNAK

Jakarta  – Maritim

MELALUI Direktorat Jenderal Perhubungan Laut (Ditjenla) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tahun 2018 ini membuka enam rute angkutan ternak. Capt. Wisnu Handoko  Kasubdit Angkutan Laut Dalam Negeri katakan Kemenhub memberi penugasan kepada PT. Pelni (Persero) dan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) masing-masing dua trayek. Adapun dua trayek lainnya akan dilayani perusahaan swasta melalui mekanisme pelelangan umum.

Read More

Capt.Wisnu menambahkan Kemenhub juga mengubah pola operasi, berdasar cara kini pemilik ternak dibebani biaya perawatan ternak atau kleder, sebagai upaya menghemat anggaran subsidi. Semula biaya untuk kleder ditanggung oleh negara.

“Dari sisi operasional teknis lapangan, kleder dari pemilik ternak lebih mengetahui karakteristik ternak yang dimiliki. penyelenggaraan angkutan ternak tahun ini juga akan menerapkan timbangan ternak, baik di pelabuhan asal saat ternak dimuat ke kapal maupun saat penurunan ternak di daerah tujuan. Hal ini dilakukan guna mengevaluasi efektivitas kapal ternak. Pengelolaan timbangan ternak bisa dilakukan oleh lembaga karantina hewan, operator pelabuhan maupun dinas peternakan di daerah” ujar Wisnu.

Dijelaskan, angkutan ternak menggunakan kapal khusus, memperhatikan prinsip kesejahteraan hewan (animal welfare). Penanganan ternak sesuai dengan prinsip tersebut bisa mengurangi risiko penyusutan bobot ternak menjadi hanya 8%-10%.

Dalam pada itu,  guna menerapkan efisiensi anggaran dan menekan biaya operasi angkutan kapal ternak yang sangat tinggi, menurut Capt. Wisnu Handoko, perlu adanya pemanfaatan muatan balik yang bisa berupa produk-produk atau hasil industri dari daerah konsumen ternak ke daerah penghasil ternak.

“Muatan balik yang dapat diangkut oleh kapal ternak adalah muatan yang bersifat tidak terkontaminasi aroma kandang sapi dan tak merusak kandang sapi, dengan penerapan tarif komersial berdasarkan harga pasar,” kata Capt. Wisnu di Kupang.

Realisasi angkutan ternak mencapai 84,21% atau 16 voyage dengan kapasitas 500 ekor per kapal dari target yang ditetapkan sebanyak 19 voyage selama tahun 2017. Menurut sumber Kementerian Pertanian, pemanfaatan kapal ternak belum mampu mempengaruhi penurunan harga di pasar karena dari 66.300 ekor target kuota pengeluaran ternak sapi dari Provinsi Nusa Tenggara Timur Tahun 2017, kapal ternak KM. Camara Nusantara 01 hanya dapat mengangkut 12.000 ekor (18%).

Kepada Kementerian Pertanian, operator kapal dan shipper, Kemhub kata Capt. Wisnu, meminta agar menerapkan sistem Infomasi Muatan dan Ruang Kapal (IMRK) agar tidak terjadi monopoli muatan. ***ERICK A.M.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *