INVESTASI US$.2 M UNTUK PERIKANAN JATIM

Surabaya  – Maritim.

PROVINSI Jawa Timur menurut  penelitian Lee Kuan Yew Institute (LKYI) Singapura, berda di peringkat pertama kemudahan berbisnis (ease of doing business)  di Indonesia., dengan score: 1.795. Benny Sampir Wanto Kepala Biro Humas Pemprov Jatim, jelaskan: ”Penilaian tersebut tak lepas dari usaha Pemprov Jatim dalam memberi layanan terbaik kepada dunia usaha dalam berbisnis di provinsi ini”.

Peringkat berikutnya ditempati Jabar (1.720), disusul Jateng di nomor ketiga (1.449), DKI Jakarta berada di ranking empat (1.325), dan Yogyakarta urutan lima (1.056). Menurut Benny, hasil pemeringkatan kemudahan berbisnis LKY Institute dilakukan pada penelitian bulan April s.d. September 2017 dengan tiga indikator sebagai acuan, yaitu daya tarik bagi investor, keramahan bisnis, dan kebijakan kompetitif pemprov.

Secara terpisah, Lili Soleh Wartadipradja Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP  menjelaskan dalam rangka mempermudah penanaman modal, Pemprov Jatim memberi berbagai kemudahan berbisnis, untuk layanan investasi makro maupun mikro. Termasuk sejauh mana kepedulian calon investor dalam memajukan industri kelautan dan perikanan sebagai salah satu unggulan Jatim. Untuk memudahkaninestor, Pemprov Jatim menyediakan Geographic Information System (GIS), aplikasi berupa peta informasi terkait potensi dan fasilitas-fasilitas di Jawa Timur yang didukung  AP Inves, sebagai aplikasi peluang investasi yang menginfokan prospektus investasi di Jawa Timur. Juga menyediakan aplikasi simulasi interaktif help desk, bagi investor menyampaikan saran dan pertanyaan.

Di pelayanan investasi mikro, mencakup perijinan, berbagai kemudahan diberikan oleh Pemprov Jatim bagi investor. Aplikasi gratis yang memberi waktu kepastian dan kejelasan waktu ijin, serta zero transportasi bisa diakses pada laman Dinas Penanaman Modal dan PTSP, http://Ejisc.dpmptsp.jatimprov.go.id. Ujar LiliSoleh: “Bulan Maret 2018 ini direncanakan, semua aplikasi diatas sudah dapat diunduh di app store HP berbasis android”.

Berbagai inovasi yang dilakukan Pemprov Jatim memberi kemudahan bagi investor. Nilai penamanan modal asing (PMA) di Jatim tahun 2017 tercatat Rp. 21,49 triliun, dengan jumlah 2.527 proyek yang berhasil merekrut 78.496 tenaga kerja. Untuk penanaman modal dalam negeri di tahun yang sama tercapai Rp. 69,290 triliun dengan 2.165 proyek yang menyerap tenaga kerja sebanyak 147.786 orang. Penanaman modal non fasilitas di Jatim pada tahun 2017 tercatat sebanyak 129.260 unit usaha, dengan nilai investasi Rp. 85,86 triliun dan menyerap 451.076 tenaga kerja.

Upaya pemerintah Indonesia termasuk Pemprov Jatim, membuka pintu investasi bagi perusahaan luar negeri, tampaknya membuahkan hasil. Hal itu terbukti dari adanya dua perusahaan asal Amerika Serikat, yakni Stern Resources (SR Group) dan Arcadia Chemical and Preservative akan berinvestasi hingga besaran US$.2 Miliar untuk membangun industri perikanan. Mereka akan membawa program dan membangun seluruh infrastruktur yang diperluka, trmasuk mengekspor hasil laut ke luar negeri berjalan lancar.

Sudjanan, CEO Arcadia Chemical and Preservative yang bergerak di bidang pengawet ikan berbasis bahan organik ungkapkan, pihaknya berminat bekerjasama dengan pengepul ikan Indonesia, untuk mengirim beragam jenis ikan laut sehat ke AS. Ujarnya: “Indonesia merupakan penghasil ikan laut terbesar di dunia. Karenanya kami berniat tanam investasi US$.2 miliar”.

Dalam pada itu, Dinnah Tanuhardja, perwakilan Stern Resources menambahkan, Arcadia dan SR Group siap membangun seluruh infrastruktur yang diperlukan. Dengan begitu, dalam perjalanan pengembangan bisnisnya dapat ikut bantu tingkatkan taraf hidup masyarakat, khususnya nelayan. Karena eksport ikan dengan berbahan pengawet organik sangat disukai penduduk negeri Paman Sam. Fihaknyatelah usul ke Menteri Kelautan dan Perikanan Indonesia untuk mensupport nelayan agar memiliki kapal bermuatan besar untuk melaut serta menghasilkan ikan lebih banyak. Dengan demikian, jumlah ekspor meningkat.

Pada 17-27 Februari lalu, Konsulat Jenderal RI di New York bekerja sama dengan SR Group, memprakarsai kunjungan kerja 16 pebisnis calon investor AS. Delegasi pebisnis AS  dipimpin Hartadinata Harianto, remaja 23 tahun lulusan S2 Finance cumlaude, Claremont Mc Cenna California. Sebagai tindak lanjut “How to Attract Investors from US Investors Perspective” di Jakarta 22 Februari. Kunjungan ini merupakan bagian persiapan kegiatan Promosi Terpadu Trade, Tourism, and Investment (TTI) yang diselenggarakan Konjen RI New York pada Agustus 2018 di New York, Amerika Serikat. Selama di Indonesia, mereka telah mengunjungi Lombok, DIY, Solo, dan Jakarta. Daerah-daerah tersebut memiliki potensi investasi untuk dijajaki sesuai line of business investor, yang terdiri dari sektor infrastruktur, perumahan, perikanan, pariwisata, kesehatan, hingga finansial.***ERICK  A.M.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *