DALAM rangka membantu PT Industri Kereta Api (Persero)/INKA dalam mencapai target waktu pengiriman 31 train-set atau rangkaian Light Rail Transit Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) siap kerahkan tenaga ahli dan fasilitas teknologi. Unggul Priyanto Kepala BPPT sebut, kerja sama bertujuan menunjang pengembangan dan pembangunan industri perkeretaapian nasional, khususnya untuk menunjang proyek pembangunan Sarana LRT Jabodebek yang saat ini dikerjakan oleh PT. INKA (Persero). Kerja sama Pengkajian dan Penerapan Teknologi akan berjalan selama 10 bulan ke depan.
Unggul jelaskan tim teknis BPPT akan bekerja sesuai sistem mutu audit teknologi sekaligus memanfaatkan fasilitas laboratorium teknologi yang dimiliki BPPT. Ujarnya: “Kami di BPPT memiliki laboratorium teknologi yang berkompeten untuk mendorong agar industri dalam negeri yakni PT INKA, memiliki kesiapan teknologi dan mampu menjawab tantangan nasional untuk pembangunan kereta LRT”.
BPPT dan PT INKA secara resmi melakukan kerja sama untuk mendukung pembuatan LRT Jabodebek. Penandatanganan kerja sama itu dilakukan Yenny Bakhtiar, Kepala Pusyantek BPPT dan Agu Sedayu Direktur Teknologi dan Komersialisasi PT INKA.
Unggul melanjutkan sarana LRT Jabodebek yang dibangun PT INKA menggunakan moving block, sehingga automatic sesuai dengan Grade of Automation 3 alias memerlukan masinis. Pungkasnya: “Ini merupakan pembangunan paling modern untuk kelas LRT, dan Indonesia menggunakan kelas terbaru. Khusus untuk LRT Jabodebek, jika telah beroperasi nanti, jeda jarak [head way] antar kereta LRT hanya sekitar 1,5 menit. Dengan demikian akan ada 30 perjalanan LRT per jam”. ***MRT/2701