Jakarta, Maritim
Tanpa terasa pesta demokrasi empat tahunan Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) bakal digelar pada awal Mei 2018 mendatang. Direncanakan, Rapat Umum Anggota (RUA) VII tersebut akan di buka oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.
Sejumlah anggota yang berada di seluruh Indonesia, termasuk di antaranya yang berasal dari beberapa galangan kapal dan lepas pantai yang berdomisili di Batam dan sekitarnya, akan berkumpul di Hotel Holiday Inn, Kemayoran, Jakarta. Untuk memilih Ketua Umum Iperindo beserta pengurus barunya untuk empat tahun ke depan.
Ketua Panitia Pelaksana RUA VII Iperindo 2018, Sophan Sophian, menjelaskan pesta empat tahunan ini memiliki beberapa amanat yang harus dijalankan agar pelaksanaan RUA berjalan lancar dan sukses.
“Setidaknya RUA 2018 ini akan membahas lima kegiatan pokok. Yakni mengubah dan menetapkan AD/ART. Menetapkan pedoman program kerja dan anggaran organisasi jangka panjang 4 tahun,” ujar Sophan, yang juga Wakil Ketua Bidang Organisasi Iperindo.
Amanat lainnya, memilih, mengangkat dan memberhentikan Ketua Dewan Pengurus Pusat/Ketua Umum. Menyerahkan tugas pelaksanaan pedoman kerja dan anggaran organisasi kepada Ketua Dewan Pengurus Pusat. Kemudian meminta pertanggungjawaban Ketua Umum Pengurus Pusat atas hasil pelaksanaan program kerja dan anggaran organisasi.
Menurut Presiden Direktur PT Dok Bahari Nusantara (DBN) ini, para anggota akan menentukan ketua umum yang baru untuk masa kerja 4 tahun berikutnya. Mereka yang mempunya hak dipilih dan memilih meliputi 97 galangan kapal, 51 industri penunjang, 1 perusahaan lepas pantai, 4 perusahaan klasifikasi dan 5 konsultan. Dipastikan seluruh anggota Iperindo akan hadir pada RUA tersebut.
Orang pertama galangan kapal domestik yang bermarkas di Pelindo II Cirebon tersebut mengatakan, RUA kali ini mengambil tema “Kemandirian Industri Maritim untuk Menjadi Poros Maritim Dunia’.
Rencananya, RUA kali ini dibagi dua acara pokok, yaitu pemilihan ketua dan pengurus baru pada 3 Mei dan RUA untuk acara pengukuhan ketua dan pengurus baru pada Juli 2018 mendatang. Sekaligus diadakan seminar untuk lebih mempertajam tema RUA serta halal bi halal di Kementerian Perindustrian. Bagi industri komponen akan dibuka stan untuk pameran.
“Sebenarnya pelaksanaan RUA tahun ini tak ada bedanya dengan RUA periode sebelumnya. Hanya saja yang kali ini tantangannya lebih besar dan sulit. Apalagi dengan kondisi sekarang yang agak lebih sulit. Makanya pengurus tahun ini lebih menantang lagi dengan kondisi sekarang. Karena ke depan tantangannya lebih berat,” ungkap Sophan.
Menjawab tabloidmaritim.com soal kiprah galangan DBN tahun ini, Sophan menjelaskan, tahun ini pihaknya akan menambah investasi baru berupa pembelian alat kerja dan pembelian crane senilai Rp5 miliar. Ditambah investasi lahan seluas 10 hektare di Pelindo II senilai Rp100 miliar. Sehingga totalnya mencapai Rp120 miliar-Rp125 miliar. Ke depan juga akan dibangun graving dock senilai Rp40 miliar. Sehingga total investasi mencapai Rp150 miliar.
Nanti lahan baru ini, kata Sophan, akan dijadikan galangan unit II. Sementara yang eksisting tetap sebagai galangan unit I di atas lahan seluas 1,5 hektare.
Sejauh ini galangan DBN telah memproduksi sebanyak 26 kapal dari berbagai jenis dan ukuran. Di antaranya kapal perintis pemerintah ukuran 500 DWT sebanyak 2, kapal ferry ukuran 300 GT, kemudian 750 DWT dan 1.200 GT. Semua kapal itu sudah diserahkan kepada pemesannya Perhubungan Laut dan Perhubungan Darat Kemenhub beberapa waktu lalu.
Kini yang tengah dikerjakan adalah kapal ferry ukuran 300 GT untuk melayani Danau Toba dan P Samosir yang rencananya akan selesai dikerjakan pada November 2018. Sedangkan kapal yang baru menang tender pada Februari 2018 lalu adalah kapal ferry 600 GT sebanyak 1 unit. Hal yang sama diperoleh juga galangan PT Dumas Tanjung Perak Shipyard dan PT Mariana Bahagia.
“Pembangunan kapal penyeberangan penumpangan ro-ro 600 GT ini akan melayani rute Parigi Moutong-Wakai-Marisa. Pesanan Perhubungan Darat Kemenhub dengan nilai kontrak Rp35 miliar,” kata Sophan.
Sedangkan kapal produksi pertama telah diluncurkan sejak 2012-2013 yaitu jenis mooring boat sebanyak 5 unit pesanan Total EP Balikpapan. Fasilitas repair juga dimiliki galangan ini walaupun masih dalam kapasitas rendah.
“Komitmen Kami dalam bekerja adalah sesuai spek, mengutamakan kualitas dan on time. Pesanan selama ini dari pihak swasta, Pelindo 4 Makassar, Pertamina, Perhubungan Laut dan Perhubungan Darat serta Rukindo,” tambah Sophan.
Di galangannya yang bekerja umumnya anak muda sebanyak 80 karyawan, ditambah yang non organik dan subkon. (M Raya Tuah)