PERUSAHAAN logistik Khrisna Group mendapat izin pengelolaan pusat logistik berikat (PLB) di Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, dengan memanfaatkan lahan seluas 5 hektare milik PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)/Pelindo III. Anak Agung Ngurah Mahendra CEO Khrisna Group mengatakan mengelola kawasan PLB merupakan pengalaman pertama yang mereka lakukan. Fasilitas PLB akan berdiri di atas lahan milik Pelindo III yang secara resmi diawali dengan penandatanganan memorandum of collaboration (MoC) pada Senin lalu.
“Dengan adanya fasilitas PLB ini, diharap akan dapat mengembangkan sektor UMKM menuju pasar ekspor. Kebetulan saat ini saya menjabat ketua pengurus daerah induk UMKM Indonesia di Bali,” ujar Gung Ngurah.
Dikemukakan, selama ini sektor UMKM sudah punya kemampuan modal serta kreativitas mengembangkan produk. Namun, yang perlu didorong oleh pemerintah adalah kemudahan memperoleh pasar baik domestik maupun internasional. Imbuhnya: “Melalui PLB ini juga diharap UMKM dapat dengan mudah melakukan ekspor produknya, karena segala perizinan sudah dipermudah oleh pemerintah”.
Ngurah Mahendra mengharapkan PLB di Pelabuhan Benoa dapat memfasilitasi minimal 200 UMKM Bali dan produk UMKM Indonesia. Katanya pula: “Sekarang yang berkembang di Bali adalah produk UMKM makanan dan minuman dengan pertumbuhan 30%-40%, utamanya minuman tradisional dan minuman beralkohool yang juga sudah diperbolehkan diekspor”.
Khrisna Group sudah mendapat izin regulated agent untuk 11 lokasi layanan kargo atau logistik yang tersebar di Indonesia, melalui bandara maupun pelabuhan di Bali, Jakarta, Lombok, Ambon, Makassar, hingga Timika.
Terkait kerjasama yang baru terjalin, CEO Pelindo III I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra yang akrab disapa Ari Askhara, katakan ke depan BUMN itu tak hanya ingin menyewakan lahan untuk pusat logsitik selama 5 tahun, tetapi Pelindo III juga ingin melakukan kerjasama dalam bentuk lain yang berkelanjutan.***(ADIT/Dps/Maritim)