Wakatobi – Peringatan Hari Bumi di Wakatobi, Sabtu Pagi (21/4/2018) Kantor Loka Perekayasaan Teknologi Kelautan (LPTK) Wakatobi kebanjiran pengunjung. Walaupun terbilang hari libur kerja, LPTK kampanyekan hari bumi kepada 160 orang peserta Kelas Lestari mengenai :
– Pengenalan green energy (pembangkit listrik Tenaga Surya dan Pembangkit Listrik Tenaga Angin),
– Teknologi Restorasi Karang Ramah Lingkungan,
– Pengenalan Ekosistem Laut, Potensi, dan Pentingnya Menjaga Alam Wakatobi sebagai Cagar Biosfer Bumi, serta
– Pemutaran Film Pendek mengenai Polusi Sampah di Laut.
Kepala LPTK, Akhmatul Ferlin dalam sambutannya menyampaikan bahwa sampah plastik telah menjadi musuh yang tak boleh diabaikan oleh manusia. Berbagai negara pada saat ini menyatakan perang terhadap material anorganik yang sulit terurai secara alamiah ini.
Kepada peserta juga ditanamkan tentang pentingnya menjaga lingkungan sejak dini karena lingkungan yang baik tentunya akan menjaga keberlangsungan kehidupan manusia. “Pada momen Hari Bumi ini, mari kita semua mulai menjaga lingkungan kita dari sampah plastik dan kurangi pemakaian plastik sekali pakai baik dalam bentuk botol minuman, maupun kemasan barang,” imbaunya dihadapan peserta.
Rangkaian kampanye lingkungan yang dilaksanakan bersama dengan sejumlah organisasi pemerintah maupun NGO ini juga membagikan sejumlah botol minuman isi ulang (tumbler) secara cuma-cuma.
Dalam kegiatan Kelas Lestari tersebut, puluhan peserta terlihat antusias mengikuti materi demi materi yang terbagi dalam empat topik utama. Dalam topik energi terbarukan (green energy) misalnya, pemahaman peserta diperdalam melalui kelas lapangan dengan mengunjungi langsung instalasi pembangkit listrik tenaga angin dan matahari di kompleks kantor. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap PLN, LPTK sejak tahun 2011 menjadi pioneer karena menerapkan prinsip green energy dalam memenuhi kebutuhan kelistrikan. Pemateri menyampaikan, peserta bisa juga menjadi pejuang green energy dengan menggunakan lampu, televisi, dan kipas angin seperlunya adalah salah satu cara mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan.
Selain itu pula, para peserta diajak untuk mengenal topografi bawah laut Wakatobi dan potensinya, serta pentingnya menjaga alam Wakatobi dari polusi sampah plastik kaitannya dengan Wakatobi sebagai Cagar Biosfer Bumi. Selanjutnya peserta mengunjungi stasiun cuaca LPTK dan juga inovasi riset teknologi yang telah dihasilkan.
Untuk memberikan gambaran komprehensif mengenai polusi sampah plastik mulai dari asal, penggunaan, bahaya, serta upaya-upaya yang bisa dilakukan untuk mengurangi polusi sampah plastik maka pada akhir sesi Kelas Lestari para peserta diajak menyaksikan film pendek tentang sampah plastik.
Usai gelaran “Kelas Lestari” di gedung LPTK, rangkaian acara Hari Bumi dilanjutkan dengan PENYEMAIAN 2200 BIBIT MANGROVE dilaksanakan di desa Melai One, daerah pesisir pulau WangWangi yang terkena abrasi, yang dikoordinasi oleh AKKP dan dibuka oleh Ibu Wakil Bupati Wakatobi Ilmiati Daud SE, M.Si.
Bibit yang disemai merupakan bibit yang diambil dari alam, yang telah dikumpulkan sejak tanggal 22 April 2018. ** Humas BRSDM KKP