Jakarta – Maritim
“Saya berharap para peneliti melakukan inovasi-inovasi riset kelautan dan perikanan yang bisa membantu nelayan meningkatkan taraf hidupnya, inovasi yang memberi solusi-solusi terbaik dalam bidang budidaya, inovasi yang mampu menjaga keanekaragaman hayati kelautan perikanan, dan inovasi yang mendorong dan mendukung kemandirian dan kedaulatan negara,” kata Sekretaris Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM), Maman Hermawan saat membacakan sambutan Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Pengukuhan Profesor Riset BRSDM pada Jum’at 4 Mei 2018
“Saya ingin memastikan kembali bahwa IPTEK kita tempatkan pada bagian integral dari seluruh pelayanan kita pada masyarakat dan wujud pengabdian kita pada bangsa dan negara, baik melalui penyusunan kebijakan dan regulasi maupun implementasi pembangunan kelautan dan perikanan, sehingga dapat menjadi bagian dari kemajuan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan rakyat. Hasil riset harus menjadi dan akan kami jadikan sebagai landasan utama penerbitan setiap kebijakan, sehingga secara filosofis rasa keadilan maupun secara sosiologis dapat diterima oleh masyarakat karena bermanfaat bagi mereka,” tegas Maman Hermawan pada sambutannya.
Pada kesempatan tersebut Sekretaris BRSDM juga mengucapkan selamat kepada kedua Profesor Riset yang dikukuhkan. “Kami sangat mengapresiasi pengabdian dan karya-karya yang telah dihasilkan Dr. Ir. Rudhy Gustiano M. Sc. dan Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M. S. Oleh karena itu, kami mengucapkan Selamat kepada keduanya karena telah mencapai puncak karir sebagai Profesor Riset,” kata Maman Hermawan.
Sekretaris BRSDM juga sampaikan penghargaan dan terima kasih kepada Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Inidonesia (LIPI) beserta jajarannya yang mendukung perjalanan karir para peneliti Badan Riset dan Sumber Daya Manusia, khususnya kedua Profesor Riset yang pagi ini dikukuhkan oleh Majelis Pengukuhan Profesor Riset.
Profesor Riset adalah sebuah pencapaian Puncak Karir Fungsional seorang peneliti. Berdasarkan catatan yang ada, dari 529 orang peneliti BRSDM hanya 60 orang yang mencapai Peneliti Utama dan hanya 17 orang Profesor Riset yang masih aktif serta 11 orang Profesor Riset yang sudah pensiun. Oleh karena itu dalam sambutannya Menteri Kelautan dan Perikanan melalui Sekretaris BRSDM berharap Pengukuhan Profesor ini dapat memotivasi semua pejabat fungsional peneliti khususnya lingkup BRSDM agar lebih produktif lagi menghasilkan inovasi-inovasi baru dan karya-karya nyata yang bermanfaat untuk bangsa dan negara, Menuju Negara Maritim yang Mandiri dan Berdaulat.
“Terakhir, saya ingin mengajak kepada seluruh Profesor Riset, khususnya yang dikukuhkan hari ini, untuk memberikan karya terbaiknya bagi masyarakat Indonesia, dan bagi kejayaan Bangsa dan Negara, maupun bagi kelangsungan hidup berbangsa dan antar bangsa,” tutup Maman Hermawan.
Pada Upacara Pengukuhan Profesor Riset, pertama disampaikan orasi ilmiah dalam bidang pemuliaan dan genetika oleh Dr. Ir. Rudhy Gustiano M.Sc dari Balai Riset Perikanan Budidaya Air Tawar dan Penyuluh Perikanan (BRPBATPP), yang mengusung tema ‘Rekayasa Genetika dalam Pemanfaatan Sumber Daya Ikan Air Tawar Konsumsi’, dimana Rudhy Gustiano berpendapat bahwa budi daya air tawar harus difokuskan kepada 1) jenis-jenis ikan lokal untuk ketahanan pangan, 2) jenis-jenis ikan spesifik lokal yang memiliki peranan ekonomis penting, dan 3) ikan-ikan potensial bernilai tinggi sebagai kandidat andalan penghasil devisa. Hal tersebut dilakukan untuk memenuhi target nasional konsumsi ikan per kapita/tahun, tanpa sentuhan genetika pemanfaatan sumber daya genetik ikan tidak akan optimal.
Orasi ilmiah kedua bidang nutrisi dan teknologi pakan disampaikan oleh Dr. Ir. Mas Tri Djoko Sunarno, M. S. dari BRPBATPP, yang mengusung tema ‘Strategi Penyediaan Pakan Lokal Berkualitas dan Ekonomis Untuk Peningkatan Usaha Budidaya Ikan Air Tawar’. Mas Tri Djoko berpendapat bahwa Upaya penyediaan pakan lokal berkualitas dan ekonomis di Indonesia masih memerlukan pengembangan secara lebih luas melalui penerapan strategi pengembangan sebagai berikut: (1) penataan bahan baku lokal meliputi penyebaraan informasi kualitas dan sentra-sentra bahan baku lokal komersial dan potensial serta pengolahannya sesuai dengan standar, terutama darah sapi, keong mas, biji karet, eceng gondok dan rumput laut; (2) pengawalan pembuatan formula kepada pembuat pakan lokal dan pemberian sertifikat bagi yang dianggap mampu; (3) penyediaan iptek pakan lokal secara tepat guna dan sasaran serta kelayakan usahanya melalui riset secara terintegrasi; (4) penguatan kelembagaan melalui pemisahan kelompok pembuat pakan dengan kelompok budidaya lainnya dan segmentasi usahanya dan; (5) sinergitas dukungan pemerintah pusah dan daerah dengan pembagian tugas dan tanggungjawab yang jelas antara pemerintah pusat dan daerah. **Humas BRSDM KKP