In Memoriam Nanang S Sukarya Saksi Sejarah KKP Itu Telah Pergi

Alm. Nanang S. Sukarya
Alm. Nanang S. Sukarya

Jakarta – Maritim

Tak dapat disangsikan lagi, Nanang Suharna atau dengan nama pena Nanang S Sukarya merupakan salah satu journalist at large di bidang kelautan dan perikanan. Nanang bukan hanya mampu menulis berita tentang kelautan dan perikanan, dia juga mampu menyampaikan analisa secara komprehensif tentang sektor tersebut.

Hal ini tidak mengherankan mengingat Nanang merupakan wartawan yang menjadi saksi sejarah dimulainya keberpihakan pemerintah terhadap laut dengan segala potensinya. Ketika mengawali karir sebagai wartawan di tahun 1999, Nanang langsung ditugaskan Redaksi Tabloid Maritim di Departemen Eksplorasi Laut. Sebuah kementerian baru di era Pemerintahan KH Abdurrahman Wahid pada saat itu. Hingga berbagai perubahan nomenklatur dari Departemen Eksplorasi Laut, kemudian menjadi Departemen Eksplorasi Kelautan dan Perikanan dan terakhir menjadi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Nanang nyaris menjadi ensiklopedia berjalan dari sejarah kementerian tersebut.

Sebagai kementerian baru di tahun 1999, Nanang tahu persis bagaimana para pejabatnya melakukan tugas di tengah berbagai keterbatasan, termasuk gedung yang sempat berpindah-pindah. Karena paling sering menulis berita tentang kementerian tersebut, Nanang pun akrab dengan para nara sumber mulai dari level Menteri, Dirjen hingga level di bawahnya. Tak hanya itu,  dalam berbagai even kementerian, Nanang hampir selalu ikut meliput kegiatan tersebut. Jejak perjalanan jurnalistiknya di KKP begitu lengkap: dari nol kilometer di Aceh sampai Papua.

Sayangnya, di tengah keasyikannya menjalankan tugas jurnalistik acap kali dia mengabaikan faktor kesehatan. Padahal, hal ini sering kali diingatkan teman-teman sesama wartawan. Kalau sedang menulis berita, Nanang kerap lupa waktu dan sering telat makan. Itu berulang kali terjadi hingga penyakit maag pun menyerangnya. Berawal dari situ, kondisi kesehatannya sering mengalami gangguan.

Meski demikian, komitmen untuk menulis berita tetap tinggi. Di tengah kondisi kesehatan yang terus menurun, dia terus menunjukkan dedikasinya menulis berita-berita tentang kelautan dan perikanan. Tak jarang, kondisi tubuhnya yang makin lemah membuatnya harus bolak-balik  dirawat di rumah sakit.

Hingga akhirnya Senin dinihari (7/5), jam 00 lewat 5 menit, Nanang pun kembali ke haribaan-Nya, pulang ke rahmatullah, dalam usia 47 tahun. Inna lillahi wa inna ilaihi rojiuun.

Selamat jalan, Nanang! Terima kasih atas dedikasi dan pengabdianmu dalam menyebarkan informasi tentang kelautan dan perikanan.

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *