DENGAN harapan agar industri budidaya ikan laut (marikultur) lebih berkembng dalam lima tahun de depan, diharap usahawan swasta meniru pola operasi keramba jaring apung lepas pantai (KJA offshore) yang dijalankan pemerintah. Utamanya yang menyangkut pelibatan masyarakat sekitar. Slamet Soebjakto, Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan berharap proyek pemerintah yang mengadopsi teknologi Norwegia akan memicu swasta untuk terjun ke usaha offshore..
Dijelaskan, pola pemerintah yang dapat ditiru antara lain dalam hal pendederan kakap putih (barramundi) yang melibatkan tenaga kerja hingga sbanyak 200-240 orang, pemasok pakan ikan (pelet dan rucah), dan tenaga keamanan. Menurut hitungan, kegiatan tersebut dapat melibatkan 420-477 tenaga kerja di tiap kelompok usaha, mulai dari kegiatan pembenihan hingga pembesaran. Khusus tambahan pakan berupa ikan rucah akan diperoleh dari hasil tangkapan nelayan yang tergabung dalam beberapa koperasi unit desa (KUD). Ujar Dirjen Perikanan Budidaya KKP pekan lalu: “Harapan kami, percontohan di Pangandaran, Sabang, dan Karimunjawa akan diadopsi oleh industri. Polanya yang dicontoh hingga jadi industri akuakultur yang berkelanjutan”.
KKP menjadwalkan tebar benih di KJA offshore Sabang pada Mei dan Karimunjawa bulan berikutnya. Penebaran benih bergilir itu, daam rangka mengantisipasi jangan sampai panen terlalu banyak pada waktu bersamaan. Dengan perhitungan kepadatan tebar 150.000 ekor per lubang, dengan tiap lokasi KJA terdiri atas 8 lubang, kelulushidupan (survival rate) 80%-85%. Berdasar asumsi berat panen 800 gram per ekor, KKP mengestimasi panen akan dapat berkisar 768-816 ton per tahun.
Atas perkiraan harga Rp70.000 per kg, nilai panen per unit KJA akan dapat mencapai Rp53,8 miliar-Rp57,1 miliar per tahun. Dengan demikian, produksi kakap putih dari tiga KJA lepas pantai tiap tahun diestimasi 2.304-2.448 ton senilai Rp161,3 miliar-Rp171,4 miliar. KKP telah siapkan pemasaran hasil panen ke Australia, Eropa, Jepang, dan Timur Tengah, atas dasar kerjasama dengan BUMN PT Perikanan Nusantara (Persero)/Perinus.
Menurut Slamet Soebjakto, produk kakap putih dapat dipasarkan dalam dua bentuk, yakni fillet dan ikan beku. Harga fillet kakap hidup berkisar Rp160.000-Rp190.000 per kg. KKP mencatat produksi seluruh jenis kakap nasional 2017 mencapai 25.051 ton atau melesat 352% dari realisasi tahun sebelumnya. Jawa Timur, Kalimantan Timur, dan Kepulauan Riau memasok 78% produksi nasional. KKP menargetkan produksi kakap tahun ini 30.000 ton. Memungkasi keterangan, Dirjen Perikanan Budidaya KKP menjelaskan latar belakangan peningkatan produksi: “Hampir semua produksi ikan nasional karena dipicu oleh konsumsi ikan yang naik. Iklim usaha perikanan juga bagus. Harga ikan tawar, ikan laut, bagus.” ujar Slamet menjelaskan latar belakangan peningkatan produksi.***ERICK A.M.