AT-4 KRI ‘Teluk Lada’, Dedikasi PT Daya Radar Utama untuk Negeri Pertiwi

Menhan Ryamizard Ryacudu tengah bersiap meneken tombol sirine didampingi Dirut PT Daya Radar Utama Amir Gunawan menjelang pengapungan kapal AT-4 KRI ‘Teluk Lada’ di galangan unit Lampung

Lampung, Maritim

Galangan kapal swasta nasional, PT Daya Radar Utama (DRU), kembali meluncurkan kapal jenis landing ship tank (LST) pesanan TNI AL. Kapal bernomor lambung 531 tersebut diberi nama ‘Teluk Lada’, yang merupakan karya Putra Putri Bangsa Indonesia, dengan harapan jadi dedikasi terbaik PT DRU untuk Negeri Pertiwi.

Read More

Pengapungan kapal AT-4 KRI ‘Teluk Lada’ ini dihadari langsung Menhan Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu, didampingi KSAL Laksamana TNI Siwi Sukma Adji, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI AM Putranto, Kapolda Lampung Irjen Pol Suntana, Danrem 043 Garuda Hitam Kolonel Kav Erwin Djatniko dan beberapa tamu undangan lainnya. Di galangan kapal PT DRU Unit Lampung, Panjang, Lampung, Kamis (28/6).

Launching ditandai penekanan tombol sirine yang dilakukan langsung Menhan Ryamizard. Sedangkan penamaan kapal dilakukan istri KSAL Manik Pujianti Siwi Sukma Adji.

Teluk Lada sendiri merupakan nama teluk di Selat Sunda. Berlokasi di sisi barat daya Provinsi Banten. Teluk Lada pernah jadi daerah pelabuhan yang cukup ramai sebelum letusan besar Gunung Krakatau pada 1883. Kala itu ia masih dinamai dengan bahasa Belanda, Pfeferbai. Setelah disapu tsunami, daerah itu dinyatakan tertutup untuk pemukiman dan sisi selatannya kemudian dikembangkan jadi cagar alam.

Seperti diketahui, AT-4 KRI ‘Teluk Lada’ adalah kapal kedua angkut tank yang diserahkan PT DRU kepada pihak TNI AL, di mana sebelumnya satu tahun lalu hal yang sama juga telah dilakukan untuk satu unit kapal angkut tank bernama KRI ‘Teluk Bintuni’ bernomor lambung 520.

Secara spesifikasi, AT-4 KRI ‘Teluk Lada’ memiliki panjang 117 meter, lebar 16,4 meter, tinggi 7,8 meter, kecepatan maksimal 16 knot dan kecepatan jelajah 13 knot. Dengan radius pelayaran sekitar 6.240 mil laut (range 13 knot).

Selain itu, kapal ini memiliki kapasitas muat tank sebanyak 15 unit jenis BMP-3F, 1 unit helikopter dan kru tambah pasukan sebanyak 478 personel.

Dirut PT DRU, Amir Gunawan, mengatakan kapal ini jadi kebanggaan bagi PT DRU, yang telah diberi kepercayaan oleh TNI AL untuk mengerjakannya. Apalagi, kapal ini dikerjakan oleh Putra Putri Bangsa Indonesia, tanpa ada satu pun tenaga ahli dari luar negeri.

“Kami berharap, kapal ini bisa jadi dedikasi terbaik PT DRU untuk negeri Pertiwi. Kami juga siap mendukung dan bermitra dalam memperkokoh kemampuan industri strategis nasional, khususnya industri perkapalan, di mana wacana pemerintah untuk mengembangkan industri strategis nasional di wilayah Lampung,” kata Amir.

Dijelaskan, kapal angkut tank TNI AL yang sedang dibangun PT DRU jumlahnya sebanyak empat unit. Di mana salah satunya adalah KRI ‘Teluk Lada’ ini.

“Rencananya, tahun ini kami juga akan meluncurkan tiga kapal angkut tank berikutnya. Di samping itu, jika diberi kepercayaan lagi untuk membangun kapal-kapal selanjut, kami juga siap. Mengingat industri swasta telah terbukti mampu mendukung sebagian kebutuhan equipment/peralatan yang diperlukan dalam mengoptimalkan alutsista,” ungkap Amir.

Disebutkan, PT DRU merupakan salah satu galangan nasional milik swasta murni, yang bergerak di bidang ship building, ship repair and conversion, engineering design sejak 1972. Dalam kiprahnya, galangan yang bermarkas di Tanjung Priok, Jakarta, ini telah banyak memproduksi berbagai jenis kapal berukuran kecil hingga besar.

Kapal AT-4 KRI ‘Teluk Lada’ saat masih di galangan. Tampak juga graving dock galangan PT Daya Radar Utama

Selain kapal angkut tank milik TNI AL, PT DRU juga telah mampu membangun tanker ukuran 17.500 DWT milik PT Pertamina, yang dilengkapi dengan berbagai peralatan canggih di dalamnya. Kemudian juga masih ada kapal lain berupa kapal patroli dari Polri, KKP dan lain sebagainya.

Begitu juga dengan kegiatan docking dan repair kapal-kapal kecil maupun besar, seperti tanker Pertamina dan kapal gas telah dilaksanakan dengan aman, tepat waktu dan berkualitas.

“Karena itu, PT DRU siap bersinergi dengan seluruh potensi nasional terkait industri perkapalan, untuk berkarya demi kepentingan bangsa dan negara dalam membangun sistem pertahanan nasional. Itu adalah kebanggaan bagi kami,” ucap Amir.

Dengan pengembangan metode berbasis teknologi dan semangat untuk terus meningkatkan kualitas, urainya, PT DRU akan selalu mendukung pembangunan industri perkapalan di Indonesia. Untuk itu, sinergitas yang telah terbangun secara baik dengan pemerintah selama ini, diharapkan dapat terus berjalan secara konsisten.

Sementara Menhan Ryamizard Ryacudu menambahkan, pendanaan untuk proyek pembuatan 12 kapal angkut tank ini berasal dari pinjaman dalam negeri sejak tahun 2015.

“Satu kapal anggarannya Rp180 miliar. Lumayan murah dari pada beli di luar negeri. Pembangunannya dilakukan oleh anak negeri agar di kemudian hari kita tidak lagi tergantung pada luar negeri. Supaya kita bisa mandiri,” ujarnya.

Ryamizard mendorong pembuatan kapal-kapal perang alutsista lainnya agar dilakukan di dalam negeri khususnya oleh swasta. Seperti yang dilakukan Korea terhadap galangan lokalnya.

Kapal angkut tank ini merupakan salah satu proyek pembangunan kapal yang dilaksanakan Kemenhan guna memenuhi kebutuhan Minimum Essensial Force (MEF) menuju world class navy. Di mana pada Renstra 2015-2019, pemerintah telah mencanangkan sepenuhnya kebutuhan kapal angkut tank untuk mendukung pelaksanaan operasi militer perang dan selain perang. Sekaligus menjaga keselamatan keutuhan negara dan keselamatan bangsa.

PT DRU kini tengah menyelesaikan tiga unit kapal angkut tank lagi milik TNI AL di galangan unit Lampung. Jika tidak ada aral melintang, ketiga kapal tersebut akan diselesaikan pada akhir 2018 ini. (M Raya Tuah)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *