Jakarta, Maritim
TERKAIT realisasi arus kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) secara kumulatif pada Januari-Mei baru mncapai 6,17 juta orang, para pemangku kepentingan pariwisata harus memaksimalkan peluang mengejar target 17 juta kunjungan wisatawan mancanegara tahun ini. Ketua Association of Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Asnawi Bahar katakan untuk mencapai target tersebut, dibutuhkan rata-rata 1,5 juta kunjungan wisman per bulan. Jelasnya: “Sedang hingga Mei rata-rata hanya 1,2 juta kunjungan. Angka ini dikhawatirkan akan membuat target tahun ini tak akan tercapai, karena memang jauh. Guna kejar target, Logikanya harus memaksimalkan peak season,” .
Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah wisman ke Indonesia secara kumulatif tahun berjalan baru mencapai 6,17 juta kunjungan. Angka ini sebenarnya naik 11,89% bila dibanding dengan pada periode yang sama 2017 sejumlah 5,51 juta kunjungan. Menurut Asnawi, jumlah kunjungan wisman pada Januari—Mei dipengaruhi oleh kondisi pariwisata di Tanah Air yang terganggu isu terorisme dan kondisi alam. Dampaknya, banyak negara yang terbitkan travel advisory dan travel warning ke wargaya yang akan berkujung ke Indonesia.
Konsekuensinya, tingkat kunjungan wisman pada sisa tahun ini harus digenjot ke level rerata 1,5—2 juta/bulan. Ujar Bahar: “Ada yang harus segera dilakukan agar target itu tercapai”.
Dia mengatakan adanya event berskala internasional seperti Asian Games dan IMF-World Bank Annual Meetin di Nusadua Bali, juga dinilai akan memberi tambahan secara signifikan bagi kunjungan wisman ke Indonesia. Asnawi mengatakan selain atlet, potensi imbuhan dari fans minimal bisa mencapai 1 juta orang wisman. Sementara itu, untuk IMF-World Bank, diprediksi mampu memberi kontribusi 20.000 wisman.
Dia juga usulkan agar pemerintah lebih menargetkan kunjungan wisman dari pasar kedua dan pasar-pasar yang selama ini belum maksimal digarap. Selain itu, aturan-aturan khusus penerbangan untuk chartered flight juga harus lebih dipermudah.
Berdasar data BPS, tercatat pada Januari-Mei 2018, wisman yang datang dari wilayah Asean memiliki persentase kenaikan paling tinggi, yaitu sebesar 22,04% dibanding periode yang sama tahun di sebelumnya. Adapun wilayah Timur Tengah memiliki persentase penurunan paling besar yaitu sebesar 18,19%. Menurut kebangsaan, kunjungan wisman ke Indonesia didominasi oleh wisman berkebangsaan Malaysia sebanyak 1,06 juta kunjungan (17,21%), Tiongkok 863.500 kunjungan (14%), Timor Leste 709.400 kunjungan (11,5%), Singapura 610.300 kunjungan (9,90%), dan Australia 490.600 kunjungan (7,96%).***ERICK A.M.