BRSDM Gandeng Kemlu dan NAM CSSTC Latih Perikanan Berkelanjutan Bagi 28 Negara Sahabat

Banyuwangi – Maritim

Read More

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) secara  konsisten mendukung upaya fasilitasi pelaksanaan Kerja Sama Selatan Selatan  (KSS) ditingkat internasional melalui kegiatan peningkatan kapasitas bagi Negara sahabat. Salah satu dukungan fasilitasi yang dilaksanakan adalah fasilitasi pelaksanaan workshop internasional Kerja Sama Selatan Selatan bagi Negara negara Asia, Pasifik dan Afrika yang dilaksanakan oleh Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM) bersinergi dengan Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan Non-Aligned Movement Center for South-South Technical Cooperation (NAM CSSTC).

Kegiatan bertajuk International Workshop on Fisheries for Asia Pasific Countries dan International Workshop on Aquaculture for African Countries ini di ikuti oleh peserta dari berbagai negara, yakni Afrika Selatan, Aljazair, Angola, Bangladesh, Comoros, Guinea, Kenya, Kep. Solomon, Kiribati, Lesotho, Libya, Nauru, Madagaskar, Maroko, Mauritania, Papua Nugini, Rep. DemokratikKongo, Seychelles, Sudan, Thailand, Tunisia, Tuvalu, Uganda dan Zambia. Kegiataniniterlaksanapadatanggal 16 – 21 Juli 2018.

Pelaksanaan International Workshop secara resmi dibuka bersama oleh Sekretaris BRSDM Maman Hermawan mewakili Kepala BRSDM, Duta Besar Diar Nurbintorodi Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik Kemenlu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, serta Direktur Kerja Sama Teknik Kemenlu Muhammad Syarif Alatas, pada tanggal 16 Juli 2018.

“Sektor kelautan dan perikanan memiliki peranan penting sebagai salah satu jawaban mengatasi isu food security dan sustainable consumption, sehingga kegiatan – kegiatan transfer informasi perlu dilakukan, khususnya diantara Negara anggota Kerja Sama Selatan Selatan. Dalam semangat kerjasama inilah, Indonesia terpanggil untuk berbagi pengalaman dengan negara-negara berkembang lainnya. Sejak 2009, kami memberikan prioritas untuk melaksanakan program peningkatan kapasitas dalam skema Kerja Sama Selatan Selatan sebagai bagian dari komitmen kita turut aktif dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia negara – Negara sahabat, utamanya untuk mempromosikan praktik perikanan berkelanjutan dan bertanggung jawab” tegas Maman Hermawan.

Dalam kesempatan tersebut, Duta Besar Diar Nurbintoro turut menyampaikan bahwa Kerja Sama Selatan Selatan selain memiliki peran penting bagi kerjasama dan meningkatkan hubungan bilateral dengan sesame Negara berkembang, juga merupakan implementasi komitmen Pemerintah Indonesia terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) khususnya ketahanan pangan melalui sector perikanan.

Selama International workshop dilaksanakan, peserta dilatih dengan materi unggulan diantaranya pembuatan alat tangkap ramah lingkungan, praktik pembuatan Keramba Jaring Apung (KJA) sederhana untuk budidaya berkelanjutan, serta added value pada pengolahan hasil perikanan. Melalui pelatihan ini diharapkan peserta dapat memahami penangkapan ikan ramah lingkungan demi menjaga keberlanjutan sumber daya kelautan dan perikanan di Negara masing – masing dan mempromosikan kekayaan sector kelautan dan perikanan; sekaligus juga sector pariwisata Kota Banyuwangi kepada 28 peserta dari 24 negara Asia Pasifik dan Afrika.

“Melalui pelatihan ini, para peserta diharapkan dapat mempelajari dan meningkatkan kapasitasnya, sekaligus dapat menyampaikan kembali pengetahuan yang didapat sekembalinya kenegara masing – masing, sekaligus mempromosikan kekayaan sector kelautan dan perikanan Indonesia melalui people to people contact,” papar Maman Hermawan.

Program unggulan KSS bidang kelautan dan perikanan di Indonesia dilaksanakan dengan sinergi KKP dan Kemlu, yang memiliki kapasitas memadai dan dapat dijadikan rujukan oleh negara lain dalam hal pengembangan dan pemanfaatan kelautan dan perikanan. Pelaksanaan dukungan kegiatan KSS oleh BRSDM sendiri telah dilaksanakan sejak tahun 2009, dengan jumlah peserta lebih dari 450 peserta dari 71 negara. Bentuk kegiatan yang paling sering dilaksanakan diantaranya workshop, pengiriman tenaga ahli, dan magang.

Di antara tema fasilitasi kegiatan KSS yang dilaksanakan adalah sustainable fisheries, fisheries product development, freshwater aquaculture, mariculture, brackishwater aquaculture, fisheries woman group best practices, seashell handycraft making, fisheries product value added, marine protected area management, fishing techniques and fishing port management, serta quality control and management for fisheries industries. ***SubbagHumas, Sekretariat BRSDM

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *