Indonesia Targetkan Produktivitas di Atas Malaysia dan Thailand

Direktur Produktivitas Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kemnaker, Muhammad Zuhri, saat membuka workshop internasional tentang hubungan industrial yang diikuti 17 negara anggota APO (Asian Productivity Center).

JAKARTA, MARITIM.

Di antara negara-negara ASEAN, produktivitas pekerja Indonesia saat ini masih berada di peringkat empat. Singapura kini masih bercokol di rangking pertama, sementara Malaysia dan Thailand berada di peringkat dua dan tiga.

Read More

Menghadapi era industri 4.0, Indonesia menargetkan peningkatan produktivitas pekerja sekaligus menggeser produktivitas dua negara di ASEAN, yakni Malaysia dan Thailand.

“Kami targetkan Indonesia bisa masuk dua besar dalam produktivitas pekerja di negara-negara ASEAN di bawah Singapura,” kata Direktur Produktivitas Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas (Binalattas) Kemnaker, Muhammad Zuhri, seusai membuka workshop bertema ‘Multi-country Observational Study Mission on Labour Management Relations’ di Jakarta, Senin (23/7/2018).

Mewakili Dirjen Binalattas Bambang Satrio Lelono, dalam sambutannya Zuhri mengatakan, perubahan di era industri 4.0 harus diantisipasi dengan cara dan tujuan yang positif. Yakni harus mampu meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa.

“Hubungan industrial di perusahaan menjadi faktor paling penting untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing bangsa. Hal ini harus menjadi perhatian bersama, selain kualitas sumber daya manusia, pemanfaatan teknologi, serta perbaikan manajemen dan inovasi kerja ,” tegasnya.

Selanjutnya dikatakan, hubungan industrial yang harmonis antara manajemen dengan pekerja merupakan salah satu tantangan besar di Indonesia. Terutama terkait permintaan upah pekerja di  satu pihak, sementara manajemen menginginkan pekerja untuk meningkatkan kompetensi dan produktivitasnya.

Workshop yang digelar 23-26 Juli itu, hasil kerjasama Asian Productivity Center (APO) yang berkedudukan di Tokyo, Jepang, dengan Direktorat Bina Produktivitas Ditjen Binalattas Kemnaker, sebagai National Productivity Organization.

Sebagai narasumber Dr. Kawaguchi dan Mr. Yahusiko Inoue dan Mr. Kim, perwakilan Sekretariat APO. “Workshop ini penting bagi kita yang sedang membangun hubungan industrial ke arah yang lebih baik lagi,” ujarnya.

Workshop sebagai sarana sharing dari beberapa negara dalam  hubungan industrial di negara masing-masing. Selain itu, sharing knowledge,  baik narasumber maupun peserta dari 17 dan 20 negara anggota APO yang hadir.

“Hubungan industrial menjadi isu sentral dalam workshop ini. Isu lainnya akan dibahas di sesi narasumber terutama yang berkaitan dengan hubungan industrial di usaha kecil dan menengah. Penguatan hubungan industrial sangat penting untuk mengembangkan usaha kecil dan menengah sebagai basis perekonomian nasional,” tegas Zuhri.

***Purwanto.

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *