Pamekasan Madura, Maritim
MENGELOLA tiga wilayah kerja (wilker) dan tujuh Terminal Khusus (Tersus)/Untuk Kepentingan Sendiri (UKS), Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Branta, yang berada di Kabupaten Pamekasan, Madura, berencana untuk menggalakkan kampanye keselamatan pelayaran. Menurut Kepala KUPP Branta Edi Kuswanto, dalam waktu dekat ini pihaknya bekerjasama dengan Pemprov Jawa Timur dan perusahaan pelayaran akan lakukan kampanye keselamatan pelayaran, ditandai dengan pembagian life jacket.
“Upaya ini akan kami lakukan dalam rangka mengutamakan keselamatan pelayaran dengan salah satunya mengenakan jaket pelampung dan berlayar tidak melebihi kapasitas angkut,” ujar Kepala KUPP Kelas III Branta Jum’at (26/7/2018).
Disebutkan di Pelabuhan Sampang yang merupakanb salah satu wilayah kerja kelolaannya saat ini terdapat 23 kapal pelayaran rakyat (pelra) yang beroperasi ke Gilimandangin, jadi salah satu target kampanye, mengingat tingginya intensitas operasional kapal dari dan ke Sampang.
Selain Sampang wilker lainnya yakni Kamal sebagai pelabuhan docking kapal dan Taddan yang saat ini telah selesai dibangun namun belum memiliki izin operasional. Jelasnbya: “Kami targetkan Taddan dapat dioperasikan sebelum akhir tahun, guna melayani angkutan penumpang dan barang dari pelabuhan itu. Sedang rencana tahun 2019, bersama Pemprov akan dibangun jalan lingkar baru untuk meningkatkan kelancaran arus lalu lintas ke dan dari pelabuhan dan sekitarnya.
Percantik Pelabuhan: Meningkatkan kenyamanan pengguna jasa, KUPP Branta berniat segera membenahi lingkungan pelabuhan, agar kian cantik. Kepala KUPP Branta mengakui untuk merealisasikan rencana itu tak bisa sendirian saja. Sejak dipercaya memimpin di sana, dia segera melakukan berbagai upaya dan melibatkan banyak pihak.
“Saya datang konsolidasi dan komit memperindah wilayah pelabuhan, diantaranya dengan meningkatkan penerangan pelabuhan, meningkatkan kebersihan, dan mempercantik pelabuhan,” tutur Edi.
Dikatakan pula, dengan cara melibatkan penduduk sekitar yang kebanyakan merupakan nelayan, telah dilakukan kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar pelabuhan. Di antaranya dengan memasang penerangan jalan dan pelabuhan, menambah jumlah tempat pembuangan sampah sementara, dan menanam pohonan. Direncanakan, kedepan fihaknya ingin menjadikan kerja bakti bersama menjadi kebiasaan rutin, minimal satu bulan sekali.
Di Pelabuhan Branta, terdapat kegiatan offshore dan kapal garam. Ditambah juga dengan operasional kapal cepat Probolinggo-Pamekasan dengan wakru tempuh 1,5 jam. Operasi dilaksanakan regular satu minggu tiga kali yakni Senin, Rabu, dan Jumat. Keberadaan kapal ini cukup berhasil mendorong peningkatan pariwisata du Madura.
Dengan diterapkan sistem operasional 24 jam sepekan di Pelabuhan Branta, maka terdapat tiga shift pelaksanaan kerja jajarannya. Saat ini di pelabuhan yang menghadap ke Selat Madura itu terdapat 18 Aparat Sipil Negara (ASN) dan 12 pegawai honorer. Pungkas Edi: “Dengan peningkatan layanan, kami harap pengguna jasa makin nyaman dan dapat memelihara suasana tertib dan kebersihan di Pelabuhan Branta”. ***AYU/Sub/Maritim.