Probolinggo Jatim, maritim
DIREKTUR Jenderal (Dirjen) Pengendalian Pencemaran Pesisir dan Kelautan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), MR Karliansyah menyebutkan dari 1,2 juta ton sampah laut yang ada di Indonesia, sekitar 37% berjenis plastik yang sulit terurai. Katanya di Probolinggo, Jatim, Selasa. Ungkapnya: “Sampah laut sudah jadi masalah dunia, dan jenis plastik yang paling berbahaya karena sudah masuk ke rantai makanan, sebab banyak sekali ikan di laut yang ditemukan dan setelah dibedah ternyata makan plastik”.
Karliansyah yang ditemui dalam acara “Coastal Clean Up” dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup di Pantai Binor mengatakan, temuan itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan KLH pada Oktober 2017 di 18 kabupaten/kota yang mempunyai wilayah perairan atau pantai. Jelasnya: “Temuan survei ini jauh dari apa yang disampaikan peneliti Prancis yang menyebut Indonesia terbesar dunia kedua. Dan ini untuk menyangkalnya, sebab kondisi Indonesia masih cukup bagus, kendati ada sampah plastiknya”.
Menurut Karliansyah, sumber sampah yang ada di laut, terbagi menjadi dua. Yakni sekitar 50%-70% berasal dari daratan dan sisanya dari laut sendiri, seperti dari kapal dan beberapa transportasi yang melewati lautan. Fihaknya akan terus melakukan evaluasi, agar memiliki data dua tahun berturut-turut, serta untuk mencapai target pemerintah yang pada 2025 Indonesia bebas dari sampah plastik.
Ia berharap, upaya bersih-bersih pantai yang dilakukan di Pantai Binor dapat terus dilakukan masyarakat, dan menjadi kegiatan rutin, untuk mengurangi keberadaan sampah di laut sekaligus membangun kesadaran pentingnya laut bagi kehidupan. Memungkasi penjelasan, Karliansyah berucap: “Masa depan Indonesia ada di tangan kita. Dan kegiatan bersih-bersih pantai ini bisa menjadi perilaku rutin bagi setiap pribadi, sebab hal ini tidak hanya untuk hari ini saja tetapi juga harus berkesinambungan ke depan”.
Dari sisi lain, Kepala Dinas Lingkungan Provinsi Jatim, Dyah Susilowati menyatakan apresiasi positip terhadap kegiatan bersih-bersih pantai, dan berencana akan menjadikan kegiatan itu rutin di sejumlah pantai Provinsi Jawa Timur. Sementara itu, Direktur Operasi (Dirops) 1 PT Pembangkit Jawa-Bali (PJB), Sugianto juga mengaku merasa terhormat karena wilayahnya menjadi pusat upaya bersih-bersih laut. Katanya: “Kami mendukung upaya bersih pantai ini dengan melibatkan sebanhyak 1.200 orang, ditambah lagi dengan beberapa kelompok pegiat lingkungan”.***AYU/Sub/Maritim
