WAGUB BALI SIKAPI ISU “BALI DIJUAL MURAH”

Cok Ace Meninjau Toko Pariwisata di Benoa
Cok Ace Meninjau Toko Pariwisata di Benoa

Benoa Bali, Maritim

 

Read More

SEBELUM menduduki jabatan Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati yang akrab disapa dengan sebutan Cok Ace, selain dikenal sebagai tokoh Puri Ubud, juga ketua Persatuan Hotel & Restoran Indonesia (PHRI) Bali. Tak heran, ketika dalam posisinya sebagai DK-2 (Wagub Bali), pada saat mengunjungi beberapa toko penjual kasur, latex, sutra dan juga perhiasan untuk turis Tiongkok, Cok Ace menemukan beberapa hal yang bertolak belakang dengan semangat pariwisata Bali. Antara lain dalam toko-toko itu tak ada yang menjual produk khas Bali, serta ditemukan beberapa pekerja asing.

 

Didampingi pelaku pariwisata dari Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Bali dan Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI), Cok Ace berjanji akan mengambil langkah cepat menyelesaikan masalah. Tindakan tersebut terkait pemberitaan media cetak dan online yang menyebut pariwisata Bali  dijual sangat murah di Tiongkok yang membuat Wagub segera mendatangi sejumlah toko yang ditengarai dimiliki investor asal Tiongkok di Benoa, Badung, Kamis (18/10).

 

Menurut Cok Ace, hal ini merupakan tanggapan atas berita di sejumlah media. Ujar Wagub: “Ada pemberitaan bahwa di Tiongkok wisata ke Bali dijual sangat murah di bawah rerata. Juga ada  isu bahwa wisatawan Tiongkok dipaksa berbelanja di sejumlah toko yang diduga mempekerjakan tenaga kerja asing asal Tiongkok tanpa ijin. Jadi ini tentu saja merugikan pariwisata kita. Apalagi sistem pembayaran dicurigai melalui perbankan Tiongkok, hingga         Bali tak sepeser pun dapat bagian. Hal itu makin merugikan bisnis pariwisata, karena Bali hanya mendapatkan sampahnya saja”.

 

Terkait hal tersebut, Pemprov Bali akan berkoordinasi dengan keimigrasian untuk mengecek status tenaga kerja asing di sejumlah toko tersebut. Pungkasnya: “Selain itu kami juga akan mendata barang jualan mereka, karena kami ingin barang-barang yang dijual adalah produk khas Bali. Ke depan kami ingin lebih selektif mendatangkan wisatawan ke Bali. Pemberitaan seperti itu akan rugikan citra pariwisata Bali, apalagi wisatawan asal Tiongkok mendominasi angka kunjungan wisatawan ke Bali”.***ADIT/Dps/Maritim

 

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *