Jakarta, Maritim
Perhelatan Our Ocean Conference (OOC) 2018, di Bali Nusa Dua Convention Center, pada 29-30 Oktober 2018, merupakan ajang penting bagi Indonesia. Karena dipercaya jadi negara pertama di Asia dalam pelaksanaan OOC kelima.
Ini juga bertanda, Indonesia telah dipandang dunia, karena keaktifannya dalam memperjuangkan isu kedaulatan dan hak laut. Baik melalui diplomasi maritim maupun kebijakan di dalam negeri.
Sebab, dengan jadi tuan rumah OOC 2018, Indonesia akan menunjukkan kepemimpinan (leadership) di bidang kelautan dan perikanan. Terutama dalam menangani ancaman terhadap laut Indonesia.
Tak hanya itu, Indonesia akan menerima manfaat ekonomi yang besar. Yaitu, sustainable blue economy dan berbagai rencana aksi lainnya, yang dicanangkan sebagai upaya meningkatkan manfaat ekonomi kelautan dan mencegah kerusakan laut.
Di sisi lain, pelaksanaan OOC 2018, merupakan investasi dalam ocean diplomacy. Untuk menunjukkan our legacy, our ocean issues, atau our ocean related issues.
Siaran pers dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, yang diterima tabloidmaritim.com, Sabtu (27/10), mengatakan ada enam bidang aksi yang akan diusung dalam penyelenggaraan OOC tahun ini.
Di antaranya perikanan berkelanjutan (sustainable fisheries), kawasan konservasi laut (marine protected area), pencemaran laut (marine pollution), perubahan iklim (climate change), ekonomi biru berkelanjutan (sustainable blue economy) dan keamanan maritim (maritime security).
Berbeda dengan konferensi biasanya, yang hanya menghasilkan penandatanganan MoU, atau agreement. OOC 2018 akan menghasilkan komitmen konkret. Tidak hanya di Plenary, diskusi enam bidang tersebut juga akan dilaksanakan pada Side Events, Ocean Talks dan Ocean Youth Leadership Summit.
Saat ini, sudah ada tujuh kepala negara dan pemerintahan, 37 menteri dan 2.200 delegasi, yang mengkonfirmasi kehadiran. Jumlah ini diperkirakan akan terus bertambah. Berbagai perspektif akan dijaring dan diakomodasi. Sehingga tercipta solusi yang baik bagi masa depan laut di seluruh dunia.
Event OOC 2018 ini merupakan kolaborasi Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dan Kementerian Luar Negeri. Mengusung tema ‘Our Ocean, Our Legacy’.
Indonesia mengharapkan komitmen konkret yang diusung dari berbagai sektor dapat mengedepankan prinsip keberlanjutan sumber daya laut dan kesehatan laut. Sebagai warisan yang dipersiapkan bagi anak cucu dan generasi mendatang lewat parameter yang terukur.
“Kita berusaha bertindak dan berusaha konkret. Sehingga pada saat kita melakukan konferensi yang ada adalah komitmen. Komitmen konkret negara-negara peserta, bagaimana memajukan ocean, bagaimana melindungi ocean dan bagaimana meng-address isu yang terkait dengan ocean. Jadi, sekali lagi, another keywords dalam komitmen konkret,” ujar Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi.
Sedangkan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menambahkan kita tidak mau lagi kalau konferensi ini cuma talking-talking only. Omong-omong saja. Tapi tindakan konkretnya tidak ada.
“Delivery-nya mana? Our Ocean Conference kelima ini betul-betul men- tracking delivery. Anda dulu komitmen satu juta hektar, misalnya. Indonesia ingin mencapai 20 juta hektar pada 2020. Sudah janji kita akan mengonservasi laut kita,” ungkapnya. (M Raya Tuah)