Jakarta, Maritim
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Kemenko Kemaritiman bekerja sama mendorong program konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) untuk nelayan kecil.
Nelayan Karangasem, Bali, tidak luput dari program ini. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono, menyempatkan kunjungan lapangan meninjau pembagian 1.081 unit paket perdana program konverter kit (konkit) 3 kg.
Kegiatan yang dilakukan di sela kegiatan Our Ocean Conference (OOC) 2018 itu, ditujukan bagi kapal perikanan nelayan kecil di Kabupaten Karangasem, Selasa (30/10). Pantai Bias Putih, Desa Adat Bugbug, Karangasem, jadi lokasi penyerahan paket perdana tersebut.
Penyerahan terdiri dari mesin motor tempel, long tail dan 2 tabung LPG 3 kg ditargetkan selesai tiga hari ke depan. Program konversi ini membuat nelayan lebih produktif karena LPG jauh lebih mudah dan murah daripada bensin atau solar. Biaya operasional perahu motor yang pakai gas pun jadi lebih murah. Konkit ini mengkonversi 1 tabung LPG 3 kg setara dengan 10-15 liter BBM.
Mengingat 70% biaya operasional nelayan adalah untuk bahan bakar. Sehingga program ini jadi prioritas untuk masyarakat miskin dan pra miskin. Yaitu nelayan kecil yang memiliki kapal kurang dari 5 GT.
Kemenko Kemaritiman akan mendorong percepatan program ini di daerah-daerah lain yang belum terjangkau. Tujuannya demi mewujudkan efisiensi anggaran negara dan nelayan serta ramah lingkungan dibandingkan menggunakan BBM.
Di sisi lain, Kemenko Kemaritiman juga akan mendorong pemda, agar program konversi ini lebih cepat terealisasi. Sebab 70% atau sekitar 20 juta orang nelayan dan masyarakat pesisir masih terjebak dalam kemiskinan.
Deputi Agung mengatakan, melalui program ini diharapkan nelayan-nelayan kecil dapat hidup lebih sejahtera dan dapat menangkap ikan dengan nyaman. Sehingga kehidupannya semakin baik. (M Raya Tuah)