Jakarta, Maritim: Untuk jadi nomor wahid di dunia, manajemen pengembangan ikan hias nasional perlu ditangani dengan serius ke depannya, apalagi Indonesia punya keanekaragaman ikan hias melimpah sedikitnya 400 spesies ikan hias air tawar dan 650 spesies ikan air laut. Belum termasuk kekayaan karang hias (coral) dan tanaman hias air yang tak terhingga.
“Potensi itu sangat mendukung dan membuka peluang kita untuk meningkatkan ekspor komoditas ikan hias. Namun potensi sebagai the best in the world itu punya satu kelemahan bahwa manajemennya belum ditangani secara baik,” ungkap Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa Kemenko Kemaritiman, Agung Kuswandono, menjawab tabloid maritim saat konpres jelang ‘Pameran dan Kontes Ikan Hias Internasional (Nusatic) 2018’, di Jakarta, Rabu (28/11).
Karena itu, lanjutnya, saat ini instansinya punya tugas untuk terus menerus mengingat KPP agar melakukan pembudidayaan ikan hias secara teknis ke depannya.
“Jadi tugas kami di Kemenko itu ngompori KKP agar terus menerus membudidayakan ikan hias secara teknis ke depannya,” ujarnya.
Selain itu, tambahnya, perlu suistainability pasokan ikan hias dari Indonesia ke penjuru dunia.
“Karena mungkin di dunia ini tidak ada potensi sebanyak yang kita punya. Tapi selama ini yang dikenal sebagai raja ikan hias itu adalah Singapura dan bukan Indonesia. Ini yang akan kita ubah bahwa kita akan jadi gudangnya ikan hias dunia. Artinya, kita yang akan mengelola ikan hias di Indonesia ini, untuk disebarluaskan ke seluruh dunia lewat prinsip suistainability,” tekad Agung.
Di sisi lain, RAN juga harus benar-benar dijadikan action pada skala nasional, sehingga kita tidak hanya bicara.
Saat ini, RAN industri ikan hias tengah disusun payung hukumnya, sehingga diharapkan dapat jadi salah satu panduan dalam upaya pengembangan ikan hias di Indonesia.
Adapun RAN itu meliputi peningkatan budidaya ikan hias untuk mencapai target produksi 2,5 miliar ekor pada 2019, peningkatan promosi dan perdagangan ikan hias serta menetapkan maskot ikan hias air tawar dan air laut.
Di samping itu, menggalakkan industri ikan hias nasional melalui Gerakan Nasional Display Aquarium Ikan Hias Nusantara. Selain itu juga akan dirumuskan maskot ikan hias baik ikan hias air tawar maupun air laut.
Ketua Panpel Nusatic 2018, Sugiharto, menambahkan penyelenggaran kali ketiga ini terbesar. Karena penggabungan dari aqua contest dengan jumlah 3.000 ekor dibandingkan biasanya hanya 1.500-2.000 ekor. Ditambah gabungan dari 10 komunitas dengan aquascape sejumlah 200 tank dalam 1 event dengan berbagai size sehingga jadi terbesar. Ikan Cupang tahun lalu 600 ekor, sekarang 2.000 ekor, arwana sudah full booked untuk yang ikut kontes. Peserta atau pengunjung ditargetkan 30 ribu orang dari 15 ribu orang tahun lalu.
Event ini adalah salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir ikan hias nomor satu di dunia. Dengan target akan mengalahkan kedigdayaan Singapura di masa akan datang.
Dalam penyelenggaraan Nusatic 2018 juga akan diadakan kegiatan di antaranya 15th All Indonesian KOI Show 2018, 5th ACI CUP 2018, 3rd Indoscapersrace, 10th IDC Discuss Contest, Lou Han Final Liga 2018, All Indonesia Gold Fish Competition, 3rd Indonesia Killfish Association dan lainnya.** (M Raya Tuah)