BANYUWANGI – MARIITIM: Seperti yang telah direncanakan beberapa bulan lalu, pabrik kereta api terintegrasi yang berorientasi ekspor mulai dibangun di Kabupaten Banyuwangi. Groundbreaking direncana terlaksana pertengahan Desember 2018 ini. Terkait hal tersebut, Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi, Jumat (7/12/2018) lalu menjelaskan: “Kami baru saja bertemu jajaran direksi BUMN PT Industri Kereta Api (INKA). Infonya groundbreaking akan dilaksanakan pertengahan Desember ini. Tetapi INKA masih menyelesaikan proses penunjukan kontraktor pelaksana yang bila telah selesai, maka siap untuk groundbreaking”.
Bupati Banyuwangi berharap, pengembangan industri kereta api di Bumi Blambangan ini akan jadi pemicu baru bagi ekonomi warga. Ujarnya: “Ini akan menjadi stimulus baru untuk mengangkat ekonomi lokal, sekaligus mendorong sektor industri perkeretaapian nasional makin berjaya”.
Lebih jauh dijelaskan bahwa INKA sudah komitmen untuk mendorong penyerapan tenaga kerja, termasuk meningkatkan kualitas SDM yang terdiri dari generasi muda Banyuwangi dengan menggandeng SMK-SMK dan Politeknik Negeri Banyuwangi, dengan perkenalkan teknologi perkerataapian kepada mereka.
Imbuhnya: “Kami juga mengapresiasi INKA yang berencana untuk mengadopsi unsur budaya lokal pada desain arsitektur bangunan pabrik baru tersebut, hingga nanti menjadi landmark baru serta sekaligus destinasi wisata”.
Terkait hal tersebut, Budi Noviantoro Direktur Utama PT INKA menjelaskan bahwa proses persiapan pembangunan pabrik baru tersebut terus dilakukan. Dari sisi perizinan, tidak ditemukan kendala, karena pemerintah daerah Banyuwangi memberi dukungan positif.
Menurut Dirut PT INKA,, pabrik kereta api ini akan dibangun diatas lahan seluas 83 hektar, dengan menggunakan lahan milik BUMN PTPN XII. Investasi pembangunan pabrik ini diperkirakan mencapai Rp 1,6 triliun. Pabrik ini akan jadi lokasi industri INKA yang terbesar, dibanding dengan luasan pabrik INKA di Madiun yang hanya 22 hektar. Jelasnya: “Kami memasang target, agar secara keseluruhan pabrik ini sudah dapat beroperasi awal 2020”.
Dengan pabrik terbesar ini, lanjut Budi, otomatis kapasitas produksinya juga akan lebih banyak. Apabila saat ini pabrik Madiun hanya memproduksi satu gerbong kereta per hari, maka kedepan pabrik di Banyuwangi akan dapat memproduksi hingga 3 gerbong sehari. Ungkapnya pula: “Lokasi pabrik ini sangat strategis, karena dekat dengan Pelabuhan Tanjung Wangi, hingga akan lebih menyingkat waktu pengiriman ke luar negeri”.
Dirut PT INKA mengatakan: “Industri baru di Banyuwangi ini, nantinya juga akan menyerap banyak tenaga kerja mulai dari level manajerial hingga ke teknisi di sektor operasional, yang diperkirakan total tenaga kerja yang dibutuhkan akan mencapai 3.500 orang. Untuk itu, INKA akan mengutamakan tenaga kerja lulusan dari sekolah-sekolah di Banyuwangi”.
Memungkasi penjelasan, Budi Noviantoro mengatakan: “Kami berencana desain arsitektur pabrik akan memaksimalkan konten khas budaya lokal dan berkonsep arsitektur hijau. Hal ini kami lakukan untuk mengakomodasi kebijakan tata ruang dan desain bangunan yang ada di Banyuwangi”.(Erick Arhadita)