BANYUWANGI – MARITIM :APABILA, bila suatu daerah agraris seperti Bumi Blambangan ‘bermimpi’ go internasional untuk menjual potensi pariiwisata dan mengundang kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) dengan cara yang ‘tak lazim’. Tetapi tampaknya tak ada yang tak mungkin bagi Pemerintah Lkanbupaten dan warga wilayah paling ujung timur Pulau Jawa itu. Nyatanya kemudian Kabupaten Banyuwangi berhasil meyakinkan beberapa maskapai penerbangan nasional untuk membuka isolasi kawasan ‘Bumi Gandrung’ itu.
Bermula hanya berupa rute domestik yang menghubungkan ibukota Jawa Timur serta pasar wisata unggulan Bali. Kemudian disusul dengan penerbangan langsung Jakarta-Banyuwangi, serta ‘uji coba’ jalur, sebagai back up Bandara Internasional ketika beberapa waktu lalu di Nusadua Bali dilaksanakan gelar tahunan pertemuan internasional IMF-World Bank. Lebih jauh, terhitung sejak Rabu (19/12/2018) besok, Bandara Banyuwangi mulai dibuka dan diresmikan melayani rute internasional penerbangan langsung Kuala Lumpur – Banyuwangi pulang pergi (PP). Pembukaan rute dari dan ke Banyuwangi.
Kepastian ini ditandai dengan penjualan tiket yang secara umum, kendati calon penumpang harus memesan tiket keberangkatan maupun kepulangan secara online melalui laman resmi Maskapai Citilink sejak beberapa hari lalu.
Pemberitahuan resmi itu didapat lewat Sekretaris Dinas Perhubungan Banyuwangi Ali Ruchi, yang menjelaskan kepada awak media. Jelasnya pada Rabu (12/12/2018): “Penjualan bisa dipesan secara online lewat laman www. citilink.co.id. Untuk pemesanan lewat platform online lainnya saat ini masih sedang proses. Pembelian bisa langsung secara online di website resmi citilink atau langsung ke loket Citilink”.
Selain penjualan tiket, maka jadwal serta pelayanan penerbangan internasional secara langsung (direct flite). juga telah dikeluarkan. Sesuai yang tertera di laman resmi Citilink, jam keberangkatan dari Banyuwangi pesawat berangkat pukul 08.20 WIB dan sampai Kuala Lumpur 12.10 waktu setempat. Sementara untuk jadwal dari Kuala Lumpur pukul 13.20 waktu setempat dan sampai Banyuwangi 15.10 WIB. Menurut Sekretaris Dinas Perhubungan Banyuwangi, estimasi waktu tempuh penerbangan dari Kuala Lumpur hingga Banyuwangi hanya tiga jam. Penerbangan Kuala Lumpur – Banyuwangi dilayani menggunakan pesawat udara Airbus tipe A-320 yang diproduk di kota Toulose Perancis, dengan kapasitas angkut 180 orang.
Sementara itu, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, pembukaan rute internasional menjadi awal baru untuk terus meningkatkan aksesibilitas ke Banyuwangi setelah sebelumnya ada rute dari Surabaya dan Jakarta. Ujarnya: “Tentu kami berharap hal ini akan makin menggerakkan perekonomian lokal”.
Permudah TKI: Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Banyuwangi MY Bramuda jelaskan, pihaknya telah pertemukan 20 agen perjalanan wisata Malaysia dan 20 agen Indonesia, yang secara khusus membahas pangsa pasar wisata yang bisa digarap dari dibukanya rute tersebut. Ungkapnya: “Rute ini menyasar wisatawan milenial Malaysia yang ingin menikmati wisata alam Banyuwangi termasuk ke Kawah Ijen tanpa harus transit ke Jakarta. Potensi ini paling besar, karena Malaysia tidak memiliki gunung api”.
Imbuh Bramuda, rute ini juga menyasar wisatawan religius dari kelompok masyarakat India Tamil yang jumlahnya mencapai 10% penduduk Malaysia. Bramuda katakan, warga Malaysia Tamil tertarik mengunjungi Pura Agung Blambangan di Muncar dan Pura Agung Kawitan di Alas Purwo yang juga banyak dikunjungi umat Hindu dari berbagai daerah di Indonesia.
Pangsa pasar yang juga disasar rute ini ialah pekerja migran Indonesia asal Banyuwangi, Jember, Situbondo dan Bondowoso yang bekerja di Malaysia. Dengan dibukanya rute tersebut, kedepan para pekerja migran bisa memanfaatkan cuti tiga hari hingga lima hari untuk pulang ke kampung halaman. ***ERICK ARHADITA