CFS Centre Priok Berpeluang Menjadi Line Operation Industri

Fasilitas CFS Centre di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

 

Fasilitas CFS Centre di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta

JAKARTA-MARITIM : Fasilitas pusat konsolidasi kargo ekspor impor atau container freight station (CFS) centre di Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta dapat dimanfaatkan para pabrikan/industri menjadi kepanjangan tangan/line operation dalam proses pemasukan bahan baku maupun penunjang industri untuk importasi berstatus LCL.

Hal itu dikemukakan, Wisnu Waskita selaku Komisaris PT.Tata Waskita yang juga pegiat layanan kargo impor berstatus less than container load (LCL) di pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, kepada wartawan, Rabu (19/12/2018).

Wisnu mengatakan, fasilitas CFS centre pelabuhan Tanjung Priok yang sudah diinisiasi dan disiapkan PT.Pelabuhan Indonesia II/IPC itu sebagai upaya memberikan transparansi layanan kargo impor LCL dan efisiensi cost maupun percepatan arus barang dari dan ke pelabuhan tersibuk di Indonesia itu.

“Fasilitas CFS centre Priok bisa didorong dan dimanfaatkan sebagai line operation pabrikan dan industri untuk memudahkan pemasukan bahan bakunya dengan lebih efisien karena transparan layanannya,”tuturnya.

Wisnu mengemukakan, ketidak efisienan biaya logistik bakal berakibat pada lonjakan harga barang yang dibebankan kepada konsumen akhir/rakyat.

Wisnu Waskita, Pemerhati dan Pegiat Logistik di Pelabuhan Priok

Oleh karenanya, kata Wisnu, masyarakat berharap pelabuhan sebagai pintu gerbang perekonomian bisa menjadikan pelayanan yang baik serta murah, dan fasilitas CFS centre dinilai efektif membantu pabrikan ataupun industri agar tidak teraniaya dalam pemenuhan ketersedian bahan bakunya.

“Saya prihatin, selama ini bisnis kargo impor LCL ini tidak adil, pabrik industri yang jadi korban. Hanya dengan lembaran B/L saja bisnis ini mengeruk keuntungan besar tapi disisi lain pabrik industri harus keluarkan kocek besar hanya barang yang sekian kubik saja,” ungkapnya.

Wisnu optimistis fasilitas konsolodisasi kargo ekspor impor atau container freight station (CFS) di Pelabuhan Priok efektif dalam upaya menekan biaya logistik nasional.

CFS centre yakni fasilitas logistik terpadu untuk pelayanan kargo berstatus less than container load (LCL) di wilayah pabean dan cukai pelabuhan.

Pelabuhan Tanjung Priok merupakan pelabuhan yang menangani lebih dari 65% pengapalan ekspor impor RI, sehingga pelabuhan Priok menjadi pintu gerbang perekonomian nasional.

Berdasarkan data layanan CFS centre Tanjung Priok, kini fasilitas tersebut mampu melayani 6.000 dokumen s/d 7.000 dokumen kargo impor LCL perbulan yang berasal dari muatan kargo 1.300 twenty foot equivalent units (TEUs) setiap bulannya.(mad/hb)

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *